TRIBUNNEWS.COM. JAKARTA – Deja vu! Joko Widodo dan Prabowo Subianto hampir dapat dipastikan akan kembali bertarung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Kini yang perlu dicari adalah calon wakil presiden (cawapres) pendamping masing-masing.
“Kalau Prabowo saya kira akan mengambil Zulkifli Hasan, seperti pada 2014 mengambil Hatta Rajasa yang juga Ketua Umum PAN (Partai Amanat Nasional, red),” ujar pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Arbi Sanit, saat dihubungi, Jumat (12/1/2018).
Selain Ketua Umum PAN, Zulkifli yang lahir di Lampung pada 17 Mei 1962 adalah Ketua MPR RI.
Lantas, siapa cawapres yang cocok mendampingi Jokowi? Arbi tak mau menyebut nama. Pria berambut panjang itu hanya melempar kriteria cawapres ideal bagi Jokowi.
“Yang jelas dia bukan politisi atau militer, melainkan teknokrat. Jokowi membutuhkan wapres seperti Jusuf Kalla saat ini yang akan fokus membantu di bidang ekonomi. Teknokrat juga diperlukan untuk menggaet suara kelas menengah ke atas, karena basis dukungan Jokowi saat ini adalah kelas menengah ke bawah,” jelasnya.
Baca: Pilpres 2019, Golkar Prediksi Hanya Jokowi dan Prabowo
Kedua, kata Arbi, cawapres itu haruslah lebih muda usianya dari Jokowi.
“Ini untuk kaderisasi di 2024, karena pada saat itu kita akan lebh sulit mencari sosok capres atau cawapres daripada saat ini,” cetusnya.
Jokowi yang lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni 1961 saat ini usianya menjelang 57 tahun.
Ketiga, lanjut Arbi, cawapres tersebut sebaiknya dari luar Jawa, meskipun tidak mutlak. “Ini bukan soal primordialisme. Ini soal upaya memperluas dukungan suara Jokowi yang berasal dari Jawa,” tandasnya.
Dihubungi terpisah, Ketua Umum Putra-putri Jawa Kelahiran Sumatera, Sulawesi dan Maluku (Puja Kessuma) Suhendra Hadi Kuntono menilai analisis Arbi Sanit tersebut masuk akal, bahkan sesuai fakta di lapangan.
Apalagi, katanya, sudah terbukti wapres dari luar Jawa sukses mendamping Presiden RI, mulai dari Mohammad Hatta (Sumatera Barat, mendampingi Bung Karno), Adam Malik (Sumatera Utara, mendampingi Pak Harto), BJ Habibie (Sulawesi Selatan, mendampingi Pak Harto dan kemudian menjadi Presiden), Hamzah Haz (Kalimantan Barat, mendampingi Megawati Soekarnoputri), dan Jusuf Kalla (Sulawesi Selatan, mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono dan kemudian Jokowi).
“Ini tentu menjadi angin segar bagi tokoh-tokoh dari luar Jawa, termasuk Sumatera,” kata Suhendra.