TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri membenarkan anggota Brimob, Briptu AR (27) yang menembak kader Partai Gerindra, Fernando Alan Joshua Wowor (26) di klub malam di Bogor, Jawa Barat, Sabtu lalu pernah menjadi ajudan Inspektur Jenderal Polisi Murad Ismail saat menjabat Komandan Korps Brimob (Dankorbrimob) Polri.
Hal itu disampaikan Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta, Senin (22/1/2018).
"Saya enggak tahu sekarang, dulu iya ajudan. Pada saat Murad jadi Kakor (Dankorbrimob)," ungkap Setyo.
Menurutnya, tewasnya Fernando Wowor yang diduga ditembak oleh anggota Brimob ini tidak ada kaitan dengan institusi Polri maupun kegiatan politik yang saat ini tengah dijalani oleh Murod Ismail.
Saat ini, Polda Jawa Barat dan Polres Kota Bogor masih menyelidiki kasus penembakan ini.
Saat ini, Murad merupakan calon Gubernur Maluku yang tengah mengikuti rangkaian Pilkada 2018.
"Jangan dibawa-dibawa. Ini murni kejadian biasa," kata dia.
Baca: Briptu AR Luka Parah di Hidung dan Bibir, Keluarga dan Calon Istri Belum Menjenguknya
Fernando Wowor tewas dengan luka tembakan di dada diduga dari peluru pistol milik Briptu AR di area parkir Club lips, Jalan Sukasari I, Kota Bogor, pada Sabtu dini hari, 20 Januari 2018.
Saat ini, kepolisian tengah menyelidiki kasus ini, termasuk ada atau tidaknya kesengajaan dari Briptu AR melepaskan tembakan kepada mahasiswa asal Toohon, Fernando Wowor.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, insiden penembakan itu terjadi ketika Fernando bersama tiga temannya yang baru datang hendak memarkirkan mobilnya.
Pada saat bersamaan, Briptu AR yang membonceng seorang wanita dengan motornya ingin keluar dari area parkir.
Belakangan, wanita itu dikabarkan merupakan calon istri Briptu AR.
Cekcok mulut tak terhindarkan karena keduanya tidak mau mengalah.