TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDI Perjuangan sudah berada di Distrik Fayit, Kabupaten Asmat, Papua untuk membantu masyarakat setempat yang sedang terkena wabah campak dan busung lapar (kurang gizi).
Baguna PDI Perjuangan menerjunkan tim kemanusiaan berangkat sejak Rabu 24 Januari lalu, dilepas oleh Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana Ribka Tjibtaning. Bantuan dari tim Baguna merupakan arahan langsung Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Setiap ada kejadian bencana baik alam maupun sosial Baguna harus turun dan membantu, tidak membedakan suku, agama, warna kulit, bahkan partai politik. Sesama anak bangsa kita konsisten membantu sesama saudara yang sedang terkena musibah atau bencana," kata Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto,Selasa (30/1/2018).
Hasto memastikan, selalu memonitor perkembangan di Asmat. Sekretaris Baguna Pusat, Alvian Feoh menambahkan, tim yang diterjunkan ke Asmat dipimpin Martama dan Dewi Kencana.
Tiba di Asmat, 25 Januari lalu, Tim Baguna langsung berkoordinasi dengan Bupati Kabupaten Asmat, Elissa Kambuh. Diceritakan, pertemuan Tim Baguna PDI Perjuangan dengan bupati Kabupaten Asmat berlangsung hangat. Sebelum pertemuan dimulai, koordinator tim Baguna menyampaikan salam dari Megawati untuk Bupati Asmat dan rakyat Kabupaten Asmat.
"Mama Mega titip pesan kami semua peduli Asmat, jadi wujud kepedulian ini saya kirim anak-anak Baguna untuk membantu Pak Bupati dan rakyat Kabupaten Asmat,” ujar Alvian.
Dalam pertemuan tersebut Elissa Kambu menyampaikan lokasi di Kampung Basim, Distrik Fayit belum tersentuh tim kesehatan. Sehingga Baguna diharapkan untuk melaksanakan kegiatan di kampung Basim.
Tim kemanusiaan Baguna langsung berangkat menuju kampung Basim.Dr Louisa A. Langi,tim medis yang dikirim Baguna menjelaskan, pasien yang ditangani oleh Baguna, hampir semua menderita penyakit.
Dijelaskan anak anak-menderita gizi buruk, ISPA, dan diare; orang dewasa kebanyakan kurang gizi. Topografi kampung Basim, Distrik Fayit hampir seluruhnya terdiri dari rawa-rawa, sehingga banyak sekali nyamuk. Akses kesehatan sangat sulit karena jarak rumah penduduk dan rumah sakit sangat jauh.
"Puskesmas relatif dapat dijangkau akan tetapi hampir semua puskesmas tidak mempunyai dokter. Kemudian di kampung Basim tidak ada signal sehingga sangat sulit dalam berkomunikasi," ungkapnya. Dr. Louisa adalah dokter spesialis Gizi yang diterjunkan oleh Baguna PDI Perjuangan.