Perwakilan BEM, Alfian Tegar harus berebut dengan petugas keamanan saat spanduk tersebut dibawa masuk kedalam mobil.
Namun upaya tersebut gagal lantaran mobil langsung tancap gas sesaat spanduk dilempar kedalam mobil.
Alfian Tegar mengatakan pihaknya kecewa oleh pihak petugas keamanan kampus.
Baca: KPK Pinjam Mesin Penghitung Uang Pasca Ditemukannya Brankas di Vila Milik Keluarga Zumi Zola
Pasalnya, usai bersitegang soal pembentangan spanduk, pihak keamanan kampus berjanji hanya menyimpannya di pos keamanan.
Namun, spanduk tersebut justru dibawa menggunakan mobil oleh petugas keamanan.
"Pembohong," teriak Alfian Tegar.
Sementara itu, ditemui usai aksinya, Zaadit mengungkap tiga alasan dirinya memberanikan diri mengacungkan 'kartu kuning' dan meniup peluit di hadapan Presiden.
Pengacungan 'kartu kuning' dengan tangan kanan Zaadit, sebenarnya merupakan buku paduan suara UI yang kebetulan berwarna kuning.
"Itu tadi buku paduan suara, karena pengawasan lumayan ketat tadi pas masuk ke dalam, makanya kita pakai buku itu, biar bisa masuk," tutur Zaadit.
Zaadit menjelaskan, pengacungan buku panduan berwarna kuning sebagai gambaran jika Presiden mendapatkan kartu kuning dengan maksud memberikan peringatan agar menyelesaikan permasalahan bangsa.
"Kita bawa tiga tuntutan, dan kita sudah sampaikan lewat aksi di stasiun (Universitas Indonesia)," tutur Zaadit.
Baca: Teman Dekat Veronica Tan Dikenal sebagai Sosok Pemarah
Adapun tiga tuntutan tersebut, kata Zaadit, pertama terkait gizi buruk di Papua untuk segera diselesaikan oleh pemerintah karena lokasi kejadian luar biasa campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, merupakan bagian dari Indonesia.