LAPORAN WARTAWAN TRIBUNNEWS.COM, THERESIA FELISIANI
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persahabatan bisa terjalin di mana saja dan pada siapa saja, tidak terkecuali di dalam rumah tahanan (rutan).
Sama-sama satu nasib hidup di balik jeruji besi, ternyata kini dua terdakwa dalam kasus berbeda yang menghuni rutan Merah Putih KPK, saling bersahabat.
Mereka adalah Auditor Utama Keuangan Negara III, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), terdakwa kasus suap dan mantan Ketua DPR RI, Setya Novanto, terdakwa kasus dugaan korupsi e-KTP.
Selama beberapa bulan terakhir, keduanya tinggal dalam satu sel tahanan yang sama. Alhasil banyak aktifitas yang sering dilakukan bersama.
Ditemui di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (12/2/2018), Setya Novanto sempat menceritakan bagaimana persahabatan diantara keduanya.
Ternyata Rochmadi Saptogiri atau Pak Sapto, begitu biasa Setya Novanto memanggil adalah sosok yang agamais.
Bersahabat dengan Pak Sapto, Setya Novanto mengaku sering diajarkan soal ilmu agama, membaca surat-surat, hingga membaca Al-Quran.
Baca: Aksi Beli Meningkat, IHSG Kembali Menguat
Tidak jarang pula, Sapto menjadi imam ketika salat berjamaah. Melihat sosok Sapto yang religius, Setya Novanto mengaku sedang tahap belajar untuk bisa menjadi lebih baik.
"Pak Sapto gantian dengan Pak Imam yang jadi komandan Imam. Kalau saya masih belajar (jadi komandan Imam) doakan," ucap Setya Novanto.
Perubahan Setya Novanto yang kini kian mendekatkan diri pada sang pencipta, turut dibenarkan oleh istri tercinta, Deisti Astriani Tagor.
Ditemui saat mendampingi sidang Setya Novanto, Deisti mengamini suaminya itu kini sudah banyak belajar soal agama.
"Kalau saya jenguk, bapak (Setya Novanto) cerita, dia diajarin ngaji sama Pak Sapto. Pak Sapto itu satu kamar sama bapak. Sudah dua bulan ini mereka sekamar," terang Deisti.
Deisti melanjutkan apa yang dialami suaminya itu, semua ada hikmahnya untuk kebaikan. Dia mengaku akan selalu mendampingi Setya Novanto.
Kini menurut Deisti suaminya itu sudah tidak mengeluh dan legowo menjalani proses hukum.
"Ada hikmahnya untuk kebaikan. Rupanya di dalam (rutan) semua banyak jadi lebih ngerti agama. Bapak (Setya Novanto) cerita dikasih hafalan surat-surat di kartu kecil bolak balik seperti anak-anak gitu," tambah Deisti.