TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wiranto menyatakan geram terhadap penyerangan beberapa tokoh agama dan rumah ibadah yang marak sejak Januari 2018.
Bahkan Wiranto meminta penegak hukum untuk mengenakan hukuman seberat-beratnya kepada pelaku maupun otak penyerangan terhadap tokoh agama itu bila terungkap nantinya tanpa pandang bulu.
Karena menurut Wiranto penyerangan kepada tokoh agama itu bisa menggagalkan pesta rakyat berupa Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019 yang akan berlangsung.
“Peristiwa itu bisa membuat merebaknya isu SARA dan berpotensi mengganggu jalannya Pilkada dan Pemilu 2019. Pelaku dan otak penyerangan tokoh agama harus dihukum berat karena mereka bisa menciderai dan mengkhianati kepentingan bangsa yang ada di Pilkada dan Pemilu.”
Baca: Arahan JK Agar Perpustakaan Berubah Jadi Digital
“Kalau Pemilu sukses maka itu merupakan keberhasilan kita menyelenggarakan demokrasi dan bila kita gagal menyelenggarakannya secara baik maka itu adalah kegagalan kita semua,” ujar Wiranto saat ditemui di Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (23/2/2018).
Selain berpotensi menciderai pelaksanaan Pilkada dan Pemilu, Wiranto juga berpendapat peristiwa penyerangan tokoh agama itu memberi rasa ketidakamanan kepada masyarakat.
“Perbuatan penyerangan tokoh agama dan rumah ibadah itu mengganggu ketertiban umum, bisa membuat merebaknya isu SARA, mengundang konflik, ketidakamanan di masyarakat. Pelaku dan otak dibalik penyerangan harus ditindak karena berkhianat kepada misi bangsa kita,” kataya.