TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti terorisme The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya mengatakan, kunjungan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu ke keluarga Ustaz Abu Bakar Ba'asyir sebagai hal positif bagi pemerintahan Joko Widodo.
Apalagi, menurut Harits, jika Ryamizard memperjuangkan tuntutan keluarga untuk membebaskan Ba'asyir ke Presiden Joko Widodo.
"Dengan menimbang banyak hal, jika Presiden Jokowi dapat bermurah hati sebagai pemimpin kemudian mau mengabulkan permohonan keluarga Ustaz Ba'asyir, tentu akan sangat positif bagi citra beliau sebagai Presiden," ujar Harits, Rabu (28/2/2018).
Minimal, jika tidak bisa dibebaskan, Presiden memutuskan Ba'asyir dipindahkan ke Lapas Gunung Sindur Bogor, Lapas Solo, atau disiapkan sebagai tahanan rumah di Solo.
Baca: Maruf Amin Lobi Jokowi untuk Berikan Grasi ke Ustaz Baasyir
Harits berpendapat bahwa permintaan keluarga cukup rasional.
Ba'asyir kini sudah berusia tua dan dari sisi kesehatan memerlukan perawatan ekstra serta berkelanjutan.
Dalam konteks kelompok terorisme yang dahulu pernah dikomandoi Ba'asyir, Harits pun melihat saat ini tidak ada persoalan.
Sosok Ba'asyir kini dinilai sudah jauh dari pusaran orang atau kelompok yang memiliki potensi melakukan aksi gangguan keamanan.
Pemerintah pun, lanjut Harits, tidak perlu khawatir berlebihan jika Ba'asyir hadir lagi di tengah-tengah masyarakat.
"Menyangkut aspek keamanan, dampak kehadiran Ustaz Ba'asyir jika pindah ke Solo juga saya percaya pemerintah secara teknis melalui instrumen yang dimilikinya bisa mengantisipasi," ujar Harits.
"Pemerintah tidak perlu khawatir berlebihan soal dampak negatifnya. Justru jika sang Presiden Jokowi berani membuat keputusan yang humanis, akan menjadi poin yang positif bagi pemerintahannya," kata dia.
Baca: Sakit, Abu Bakar Baasyir Bakal Jalani Perawatan di RSCM
Harits sekaligus meyakini jika itu merupakan keputusan Presiden Jokowi, banyak ulama yang akan mendukung dan mengapresiasi.