News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ujaran Kebencian

Polri Sebut Motif Politik Dorong MCA dan Eks Saracen Sebar Hoax Penyerangan Ulama

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kasatgas Nusantara Irjen Pol Gatot Eddy Pramono

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri melalui Satgas Nusantara menyebut Muslim Cyber Army (MCA) dan eks kelompok Saracen adalah penyebar isu penyerangan terhadap ulama, beberapa waktu lalu.

Kedua kelompok ini melakukannya dengan bermotif politik adalah alasan dibalik penyebaran isu hoax terkait penyerangan ulama, beberapa waktu lalu.

Kasatgas Nusantara Irjen Pol Gatot Eddy Pramono mengatakan dua kelompok ini melakukannya dengan motif politik.

"Apa yang dilakukan oleh kelompok ini (MCA dan Eks Saracen) motifnya adalah motif politik," tegas Gatot, di Rupatama Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (5/3/2018).

Staf Ahli Kapolri Bidang Sosial Ekonomi itu menemukan motif itu melalui pendalaman di lapangan dan melalui media sosial.

Menurutnya, dengan menyebar isu hoax seperti itu, kelompok tersebut berpikir akan bisa menjegal pemerintah Indonesia kini.

Baca: Ketua RW di Depok Jelaskan Surat Kaleng Ancaman kepada Tokoh Agama

Apalagi, kata dia, penyebaran isu hoax ini dilakukan memasuki tahun politik, yaitu Pilkada Serentak dan Pilpres, yang rawan konflik.

"(Isu hoax akan) Menimbulkan keresahan masyarakat, ulama, dan timbul ketakutan serta timbul konflik sosial yang besar," kata Gatot.

"Bahwa kemudian masyarakat akan berpikir jika pemerintah tidak bisa mengelola negara dan konflik yang lebih besar akan terjadi. (Ini berpotensi) memecah belah bangsa," imbuhnya.

Lebih lanjut, ia menyebut selama kurun bulan Februari, timnya menemukan 45 peristiwa terkait isu penyerangan terhadap ulama.

Namun, hanya 3 peristiwa yang benar-benar terjadi, dan 42 sisanya hanyalah isu hoax semata.

"(Peristiwa) Yang betul-betul terjadi hanya 3. Ada 2 di Jabar dan 1 di Jatim. Di Jabar yaitu penyerangan Kiai Haji Umar di Cicalengka, kemudian korban meninggal di Cigondewa yaitu Ustad Prawoto, serta kejadian di Lamongan, Jatim," tukasnya.

Hadir pula dalam acara ini Wakasatgas Nusantara, Brigjen Pol Fadil Imran, yang juga Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.

Ada pula Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto, Wakil Ketua MUI Zainut Tauhid Saadi, Pengamat Politik Effendy Gazali, serta Ketua SETARA Institute Hendardi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini