TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Rico Marbun berharap Indonesia tidak terjerembab dalam sistem ekonomi neoliberalisme.
Selain tidak sesuai dengan konstusi, sistem neoliberal terbukti menyengsarakan rakyat.
"Neoliberal menghendaki pengelolaan sektor-sektor produksi dikuasai oleh swasta, hal ini bertentangan dengan pasal 33 ayat 3 UUD 45 yang menghendaki sektor strategis dikuasai negara," katanya.
Selain itu, menurut Rico ini sistim ekonomi neoliberal akan semakin memperlebar kesenjangan antara si kaya dan si miskin.
Mereka yang berada di bawah garis kemiskinan tidak mampu bersaing dengan penguasa modal.
" Mazhab neoliberal terbukti dari masa ke masa tidak akan mampu membawa kesejahteraan pada rakyat banyak," katanya.
Baca: Sri Mulyani Tegaskan Kedatangan Bos IMF ke Indonesia Bukan untuk Tawarkan Utang
Menurut Rico, pemerintah tidak terlena dengan kehadiran dan pujian dari utusan IMF yang sejatinya membawa misi neolib di Indonesia.
Menurutnya, pujian IMF tidak perlu dihiraukan, mengingat dahulu menjelang Soeharto jatuh ekonomi Indonesia juga dipuji dalam kondisi baik.
"kita masih bisa ingat bagaimana lembaga-lembaga keuangan internasional seperti IMF kerap memuji kekuatan ekonomi indonesia, padahal tidak lama setelah itu Indonesia jatuh dalam krisis ekonomi," katanya.
Menurut Rico, rakyat sebaiknya membuka kembali memori dan rekam jejak siapa saja tokoh nasional yang masih konsisten menentang mazhab neolib di indonesia.
Oleh karena itu penting menurut Rico, bagi rakyat Indonesia untuk memilih pemimpin neoliberalisme di Indonesia.
"Sudah saatnya rakyat Indonesia memilih pemimpin yang anti neoliberal," pungkasnya.