Kemudian di wilayah Madura Khofifah-Emil unggul 47,2 persen melawan 33,1 persen.
Lalu, di Mataraman Khofifah-Emil unggul 41,8 persen melawan 29,6 persen.
Serta di Mataraman Pesisir Khofifah-Emil unggul 47,9 persen berbanding 19,3 persen.
"Sementara Gus Ipul-Puti hanya berhasil menang di wilahah Tapal Kuda dengan elektabilitas 54,5 persen melawan 33,2 persen," ungkap Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda di Hotel Sari Pan Pasific Jakarta, Minggu (18/3/2018).
Baca: Fakta Terkait Penemuan Mayat Wanita Cantik di Bogor: Ciri-ciri, Kondisi Korban, dan Mobil Misterius
Secara umum dalam survei yang dilakukan tanggal 6-11 Maret 2018 itu pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak unggul atas pasangan Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Puti Guntur Soekarno dengan perbandingan 42,4 persen melawan 35,8 persen.
Hal tersebut menunjukkan bahwa elektabilitas Khofifah-Emil di Maret 2018 lebih tinggi 6,6 persen dibanding elektabilitas Gus Ipul-Puti Guntur.
Hanta Yuda mengatakan pihaknya menggunakan metode survei simulasi kertas suara yang diklaim lebih baik dibandingkan menggunakan metode wawancara.
"Dalam dua periode terakhir survei menggunakan metode simulasi kertas suara menunjukkan pasangan Khofifah-Emil naik 3,9 persen dibandingkan sebelumnya dan pasangan Gus Ipul-Puti Guntur mengalami penurunan 4,1 persen," kata Hanta Yuda.
Poltracking Indonesia juga membandingkan elektabilitas masing-masing cagub dan cawagub di mana Khofifah Indar Parawansa memiliki elektabilitas lebih tinggi dibandingkan Gus Ipul yaitu 42,6 persen berbanding 39,6 persen.
"Dari periode sebelumnya elektabilitas Khofifah meningkat 5,5 persen sedangkan Gus Ipul mengalami penurunan 3,7 persen. Di tingkat cawagub Emil Dardak juga memiliki elektabilitas lebih tinggi dibandingkan Puti Guntur Soekarno dengan 35,2 persen berbanding 27,7 persen," tegasnya.
Hanta Yuda mengatakan bahwa elektabilitas peserta Pilgub Jatim 2018 ini masih bisa berubah lantaran masih ada 21,8 persen responden yang belum mau memberikan jawabannya.
"Apalagi pemungutan suara baru akan berlangsung 27 Juni 2018 mendatang," imbuhnya.
Survei itu melibatkan melibatkan 1.200 responden dengan margin error 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen di 29 kabupaten dan 9 kotamadya seluruh Jawa Timur.