TRIBUN-VIDEO.COM - Ribuan masyarakat sengaja datang ke Pantai Lagoon Ancol, untuk menyaksikan pawai dan pertunjukan ogoh-ogoh yang sengaja digelar oleh Taman Impian Jaya Ancol dalam rangka memperingati Hari Raya Nyepi.
Antusiasme pengunjung Pantai Lagoon sudah terlihat sebelum pawai dimulai. Banyak di antaranya yang berfoto dan memvideokan momen langka tersebut.
"Bagus banget buat di-upload ke Instagram," ujar Dewi, pengunjung yang datang dari Bandung, Jawa Barat.
Dewi yang datang ke Pantai Lagoon bersama keluarga besarnya, memberikan apresiasi atas pertunjukan ogoh-ogoh yang digelar Taman Impian Jaya Ancol.
Baca: Kartu Indonesia Sehat Tidak Berguna Bagi Korban Bom Bali, Chusnul Khotimah
Baca: Cerita Vicky Shu Kenal Bos First Travel, Berangkat Umrah Sampai Dikomplain Jamaah
"Tema-tema seperti ini menunjukkan keragaman budaya Nusantara. Jadi, sambil berlibur juga bisa memberikan pengetahuan untuk anak-anak saya," sambung Dewi.
Tidak hanya wisatawan lokal, wisatawan mancanegara pun larut dalam kemeriahan festival ogoh-ogoh tersebut. Diceritakan oleh John dan Lucy, wisatawan asal Inggris ini sudah 13 hari berada di Indonesia. Dalam kunjungannya kali ini, keduanya mengaku sangat menikmati keindahan dan kekayaan budaya Indonesia.
Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 94 95 96 97 Kurikulum Merdeka, Uji Kompetensi Bab 3 - Halaman all
KUNCI JAWABAN Post Test Modul 2 Proses Regulasi Diri saat Kegiatan Belajar Berlangsung Disebut . . .
"Saya dan istri (Lucy) tidak menyangka bisa menikmati ini (ogoh-ogoh) di Jakarta. Saya pikir itu hanya ada di Bali yang sebagian besar masyarakatnya beragama Hindu," tutur John dalam bahasa Inggris kepada Warta Kota di Pantai Lagoon Ancol, Minggu (18/3/2018).
Taman Impian Jaya Ancol mempersembahkan pawai dan penampilan ogoh-ogoh dengan menggandeng Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI).
Sekitar pukul 14.00 WIB, pawai ogoh-ogoh pun dimulai dengan arak-arakan menuju panggung utama. Kepala Suku Dinas Pariwisata Kepulauan Seribu, Cucu Ahmad Kurnia membuka pertunjukan 6 ogoh-ogoh.
Keenam ogoh-ogoh tersebut adalah Amerih Tirta Amertha, Pralina Detya, Kala Lau Pralaya, Sapuh Leger, Sang Kali dan Durga Murti yang berasal dari Provinsi Banten.
Direktur Utama Taman Impian Jaya Ancol, Paul Tehusijarana, mengatakan bahwa Ancol ingin menunjukkan kekayaan budaya Indonesia.
'"Jadi masyarakat tidak perlu ke Bali untuk bisa melihat budaya Bali. Ini lebih ke sisi budayanya bukan sisi ritualnya," paparnya.
Ogoh-Ogoh merupakan karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala yang merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan, biasanya dalam wujud raksasa.
Tradisi mengarak Ogoh-Ogoh di Bali dilaksanakan pada hari Pengerupukan (sehari sebelum Hari Raya Nyepi). Secara teknis, ogoh-ogoh ada yang terbuat dari bahan styrofoam atau anyaman bambu yang diisi jerami atau alang-alang dan dilapisi kertas semen.
Setiap ogoh-ogoh biasanya memiliki berat sekitar 900 kg hingga 1,3 ton dengan tinggi sampai 2,5 meter.
Sebuah ogoh-ogoh di arak dan diiringi oleh sekitar 80 sampai 100 orang. Mereka melakukan persiapan sejak tiga bulan sebelum pertunjukan.
"Satu kali tampil kami mengeluarkan biaya antara Rp30 juta hingga Rp40 juta, tergantung ukurannya juga dan banyak orangnya, sampai ke seragamnya juga dihitung, semuanyalah," terang Ida Bagus Komang, salah satu pengiring ogoh-ogoh.(*)