Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama bersama dua maskapai yakni Garuda dan Saudi Arabian Airlines menjalin kerjasama untuk penerbangaan jemaah haji 2018.
Kerjasama itu ditandai dengan penandatangan perjanjian atau MoU dengan pihak airlines.
Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Nizar Ali mengatakan penerbangan perdana jemaah haji 2018 akan dimulai pada 17 Juli 2018 mendatang.
Baca: 5 Pembelaan Ratna Sarumpaet Soal Kasus Penderekan Mobilnya
"Barusan kita tandatangani perjanjian penandatangan udara jemaah haji 2018. Insya Allah penerbangan untuk jemaah reguler itu akan dimulai pada masa operasional pada, 17 juli 2018 sampai gelombang kedua tanggal 29 juli 2018," kata Nizar di kantor Kementerian Agama RI, jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin (9/4/2018).
Dia menjelaskan, sebelum menjalani perjanjian bersama dua maskapai Kementerian Agama telah menetapkan standar dan kompetensi untuk bisa menjadi bagian pelayan umat pada penyelenggaraan haji tahun ini.
"Transportasi udara, dari tanah air ke Arab Saudi , menggunakan sistem charter, kembali harus kosong, tidak boleh ada penumpang. Sewa tanpa transit kecuali untuk pengisian bahan bakar di wilayah tertentu, atau keselamatan penerbangan. Prinsipnya adalah direct flight," ujar Nizar.
Hingga saat ini, ujar Nizar, tercatat, ada 12 titik tolak atau embarkasi untuk pemberangkatan jemaah, yaitu Aceh, Medan, Batam, Padang, Palembang, Jakarta-Cengkareng, Solo, Surabaya, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, dan Lombok.
"Garuda asumsi penumpang yang diangkut sekitar 107959. 52,7 persen. Saudi Arabia Airline 98.571, atau 47,3 persen," jelas Nizar.