Baca: Fahri Hamzah Sebut Jokowi Bisa Tak Dapat Tiket di Pilpres, PDIP: Banyak Partai Sudah Mendukung
Yakni, dia menjelaskan, Kalau kader berprestasi baik akan memberi insentif positif bagi partai. Sebalinya, kalau kader bercitra buruk juga akan berimbas pada partai.
Ia pun mengutip banyak lembaga survei yang mengatakan kalau PDI Perjuangan akan meraih dukungan suara diatas 25 persen pada Pemilu 2019 yang akan datang.
Satu yang pasti bahwa PDI Perjuangan berupaya untuk meningkatkan perolehan kursi diatas capaian pada tahun 2014 yang lalu.
Lebih jauh ia juga berbicara mengenai Coattail effect merupakan efek yang mencalonkan orang populer, partai akan mendapatkan limpahan suara dari orang tersebut. Hal ini sudah sangat dipahami oleh PDI Perjuangan.
Soal rumusan untuk memaksimalkan coat-tail effect tersebut, ia mengaku itu yang sedang digarap oleh partai agar coat-tail effect tersebut dapat berdampak maksimal.
"Saya melihat sah- sah saja kalau parpol lain yang mendukung Jokowi mempunyai harapan untuk menikmati coat-tail effect tersebut," tegasnya.
Ini pun merupakan konsekuensi logis dari harga sebuah dukungan karena dalam politik ini hal merupakan sesuatu yang biasa.
Rakyat pun tahu, lanjut dia, kalau Jokowi itu siapa dan darimana dia berasal.
karena itu PDI Perjuangan tidak akan kehilangan dukungan karena partai lain menikmati coat-tail effect atas dukungannya terhadap Jokowi.
Justru PDI Perjuangan akan lebih berperan dan akan lebih kuat menunjukan jati dirinya sebagai partai pelopor.
"Dan kalau ada anggapan bahwa dukungan terhadap partai stagnan, justru saya melihat dukungan rakyat kepada PDI Perjuangan relatif dinamis dengan kecenderungan yang meningkat," jelasnya.
Litbang Kompas merilis, jika dikategorikan berdasarkan angka tingkat keterpilihan dari survei kali ini, setidaknya ada tiga kategori kelompok parpol.
Pertama, kelompok yang ketika diproyeksikan dengan potensi maksimal suara (memperhitungkan sampling error) dari survei ini akan berpotensi meraih elektabilitas 10 persen atau lebih.