TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day pada Senin (1/5/2018) nanti, para buruh akan turun ke jalan.
Selain menyerbu Istana Negara, kaum buruh juga akan bertahan di Pelabuhan Tanjung Priok pintu 9 dengan menyuarakan beberapa tuntutan.
Ketua DPP Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI), Muchtar Pakpahan mengatakan setidaknya ada tiga tema secara nasional yang akan diangkat.
"PP 78 dan Tenaga Kerja Asing (TKA), kami di Pelabuhan Tanjung Priok akan ber May Day ria. Tuntutan kami cabut PP 78, Perpres 20 tahun 2018, ketiga kalau hubungan industrial mau tenang, copot Hanif Dhakiri. Karena dia lebih banyak memelihara perselisihan serikat buruh dan mengadu domba serikat buruh," ungkap Muchtar Pakpahan, Sabtu (28/4/2018) dalam sebuah diskusi berjudul May Day, TKA dan Investasi di Cikini, Jakarta Pusat.
Muchtar Pakpahan menjelaskan selain menggelar aksi di istana negara dan pelabuhan, rekan-rekan buruh juga akan aksi di gedung DPR RI. Menurutnya aksi di gedung wakil rakyat dan istana sangat politik, alhasil dia memilih tetap melakukan aksi di pelabuhan.
"Kami yang teknis saja, yang dialami anggota kami. Hampir semua pelabuhan di Indonesia yaitu tenaga pekerjaan pokok dari probisnis pelabuhan itu jadi pekerja kontrak. Sampai kami pernah long march dari Pelindo Melawai untuk memperjuangkan berubah dari pekerja kontrak ke buruh tetap," katanya.