News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Menilik Di Balik Strategi PKB Belum Tentukan Dukungan Kepada Jokowi Atau Prabowo

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebastian Salang.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Pengamat politik Sebastian Salang melihat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sedang memainkan strategi meningkatkan daya tawar jelang Pemilihan Presiden 2019.

Sehingga, hingga kini PKB masih belum memberikan dukungannya baik kepada Joko Widodo maupun Prabowo Subianto.

"Pilihan seperti ini menurut saya merupakan sebuah strategi. Tujuannya untuk menaikan posisi tawar," ujar Sebastian Salang kepada Tribunnews.com, Jumat (4/5/2018).

Baca: Danjen Kopassus Berharap Daerah Latihan Situ Lembang Segera Dapat Persetujuan

Entah posisi tawar agar Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar menjadi calon wakil maupun tawaran lainnya.

Hal seperti ini menurutnya lazim dalam politik dan biasa dimainkan partai Politik.

Soal hasilnya positif atau negatif akan dilihat menjelang pencalonan nanti.

Baca: Hidayat Nur Wahid Sayangkan Pidato Jokowi Soal Racun Kalajengking Hanya Wacana

Dia melihat waktu untuk memainkan strategi tarik ulur ini tinggal dua bulan ke depan.

Hasil yang paling maksimal adalah menjadi wakil presiden.

Meski peluang itu kecil.

Baca: Ditanya Jaksa Kenapa Tidak Cek Lokasi Kecelakaan Setya Novanto, Fredrich: Memang Saya Polantas

Namun target maksimal PKB itu menurutnya, baik di kubu Jokowi maupun Prabowo rasanya sulit mendapat target tersebut.

"Peluangnya mungkin di poros baru tapi juga tidak mudah," jelasnya.

Jika peta politik tidak berubah banyak sampai pencalonan, strategi PKB ini kata dia, bisa blunder.

"Sebab PKB hanya akan menjadi pelengkap saja. Karena itu kita tunggu perkembangan politik beberapa hari kedepan," ucapnya.

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy menyebut, hanya menunggu waktu sampai PKB masuk ke koalisi pengusung Jokowi dalam Pilpres 2019.

Baca: Jaksa Keberatan Dengan Kata Situ, You, dan Idiot Fredrich Yunadi

Meskipun dalam perkembangannya, PKB memberi syarat digandengnya Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai calon wakil presiden.

"PKB cuma tunggu waktu saja, mereka sudah bikin deklarasi JOIN (Jokowi-Imin), toh PKB saat ini ada di (kabinet) Pak Jokowi,” katanya di Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (4/5/2018).

Anggota Komisi XI DPR-RI itu mengungkapkan, PKB akan berhitung banyak jika tidak mengusung Jokowi.

Sebab, ada empat menteri dari PKB yang masuk dalam kabinet.

"Kalau tidak mendukung, Agustus mereka akan kehilangan empat menteri. Rasanya agak berat untuk PKB menghadapi Pilpres 2019 tanpa empat kementerian di dalamnya,” ujarnya.

Selain PKB, sambung Romi, ada dua partai yang kemungkinan bergabung ke dalam gerbong Jokowi.

Keduanya yakni Demokrat dan PAN.

Jika koalisi besar ini terwujud, maka mereka akan bergabung dengan lima partai (PDI-P, Golkar, PPP, Hanura, dan Nasdem) yang telah lebih dulu mendeklarasikan dukungan.

"Sehingga total delapan partai politik yang ada di parlemen. Mungkin hanya menyisakan Gerindra dan PKS. Itu harapan kami,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini