Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Menjadi pembicara dalam kuliah kebangsaan yang bertajuk 'Merawat Indonesia dengan 4 Pilar Kebangsaan' di Universitas Riau, Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta Odang (OSO) disambut meriah oleh mahasiswa kampus tersebut.
Mereka terlihat antusias mendengarkan cerita mengenai perjalanan kisah hidup OSO yang penuh kejutan dan kerja keras.
Pria yang kini telah sukses jadi pengusaha itu pun menyampaikan awal titik balik yang kemudian akhirnya membuka matanya untuk segera bangkit dari keterpurukan.
Ia memulai kisahnya itu dengan menceritakan kepergian sang ayah ketika dirinya masih berusia 8 tahun.
Usia yang masih terlalu muda untuk bisa memikirkan beban hidup.
Semenjak kematian ayahnya, OSO pun terpaksa dibesarkan seorang diri oleh sang ibu tercinta.
"Umur 8 tahun, bapak saya meninggal, (lalu) saya dibesarkan oleh ibu saya dari umur 8 tahun," ujar OSO, dalam kuliah kebangsaannya di Aula Rusli Zainal Dinas Pekerjaan Umum, Riau, Selasa siang (8/5/2018).
Hal itulah yang membuat OSO sangat mencintai ibunya, wanita yang selama ini telah berjasa dalam membesarkannya hingga mencapai pada puncak kesuksesandalam dunia usaha hingga panggung politik.
Baca: 10 Provinsi Dipersiapkan Menjadi Destinasi Wisata Religi Berbasis Masjid
"Itu sebabnya saya cinta sekali sama ibu saya dan (tentu saja) wanita," tegas OSO.
Menurut Ketua DPD RI itu, wanita merupakan makhluk yang harus dicintai secara tulus dan sepenuh hati.
"Wanita itu harus dicintai bukan dimusuhi," jelas OSO.
Para mahasiswa yang hadir pun terkesima dan fokus mendengarkan kisah inspirasi yang disampaikan OSO.
Dengan penuh semangat, OSO pun kemudian menanyakan kepada seluruh mahasiswa yang hadir dalam agenda itu, terkait siapa yang harus dihormati terlebih dahulu dalam ajaran Islam, ayah atau ibu.
"Coba kalau di (ajaran agama) Islam siapa yang (lebih dulu) dicintai?," tanya OSO.
Pertanyaan OSO secara kompak langsung dijawab seluruh mahasiswa, "Ibu, ibu, ibu,".
Mendengar kekompakan mahasiswa saat menjawab pertanyaannya itu, Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) itu menekankan ajaran yang ada dalam agama Islam untuk menghormati ibu terlebih dahulu sangat beralasan.
Oleh karena itu ia sambil berkelakar menyampaikan bahwa seharusnya kaum ayah tidak bersikal angkuh dan merasa hebat di hadapan kaum ibu.
"(Selanjutnya) siapa yang dicintai? Ayah, makanya ayah jangan sok sama ibu," kata OSO.
OSO memang sering menyampaikan pernyataan tersebut dalam pidato maupun sambutan dalam agenda-agenda sebelumnya.
Hal itu memperlihatkan bahwa sosok seorang OSO yang kini telah sukses, tetap memprioritaskan ibunya dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya terhadap wanita yang telah melahirkannya.