TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Janji Presiden Joko Widodo akan menuntaskan kasus 12 Mei 1998 Trisakti ditagih.
Tanggal 12 Mei 1998 merupakan sejarah reformasi di Indonesia.
Tragedi Trisakti dalam rangka menumbangkan pemerintahan Orde Baru itu menewaskan empat mahasiswa Trisakti, yakni Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie.
Jokowi saat memutuskan maju sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden 2014, tepatnya pada Senin 12 Mei 2014, berjanji akan menuntaskan kasus tersebut jika diberi amanah rakyat Indonesia menjadi Presiden Republik Indonesia 2014-2019.
"Sejauh mana penyelesaian kasus tersebut, sudah empat tahun Presiden berjanji kok kasus ini tanda-tanda penyelesaiannya belum jelas," tegas mantan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti zaman reformasi, Andre Rosiade, dalam keterangannya, Jumat (11/05/2018).
Baca: Jadi Presiden, Jokowi Janji Tuntaskan Kasus Trisakti 12 Mei
Menurutnya sudah empat tahun janji disampaikan namun tidak ada upaya dari Presiden Jokowi menyelesaikan kasus tersebut.
Padahal, sejarah reformasi itu turut melambungkan namanya dari Walikota Solo menjadi Gubernur DKI Jakarta hingga menjadi Presiden Republik Indonesia. Janji yang telah diucapkan semestinya ditunaikan.
"Tahun depan (2019) Jokowi sudah berhenti, kami seluruh stakeholder civitas akademika Trisakti mempertanyakan dan menuntut bagaimana penyelesaian kasus Trisakti. Jangan janji sekedar janji manis seperti janji-janji lain tidak dilaksanakan," kata Andre yang juga Wasekjen DPP Partai Gerindra ini.
Disinggung janji lain dimaksud seperti janji bakal menghentikan kebijakan impor pangan jika terpilih menjadi Presiden 2014-2019.
Pada Rabu 2 Juli 2014, dalam sebuah acara di Cianjut, Jawa Barat, Jokowi berjanji akan menghentikan impor beras karena Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah dengan tanah yang subur. Seharusnya, kata Presiden saat itu, Indonesia menjadi negara pengekspor bukan pengimpor.
"Kita harus berani stop impor pangan, stop impor beras, stop impor daging, stop impor kedelai, stop impor sayur, stop impor buah, stop impor ikan. Kita ini semuanya punya kok. Bayangkan, kita jerih payah produksi, eh ada impor. Kejadian itu yang membuat kita malas berproduksi. Oleh sebab itu, petani harus dimuliakan," jelasnya mengutip pernyataan Jokowi.
Andre juga menyebutkan janji Jokowi akan membeli kembali perusahaan telekomunikasi Indosat yang sebelumnya dijual pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri.
Dalam debat calon presiden, Minggu 22 Juni 2014, Jokowi menyatakan soal klausul bisa dibeli kembali oleh pemerintah. Bahkan, hal-hal strategis seperti Indosat jadi incaran pertama yang akan dilakukan Jokowi jika jadi Presiden RI.
"Mana Realisasi Janji Jokowi Tuntaskan Kasus 12 Mei 1998 Trisakti. Nyatanya sampai sekarang janji-janji manis itu kan sampai sekarang tidak ada kejelasan, tidak ada progressnya sampai dimana, janji stop impor beras mana? Janji buy back Indosat mana?," kata Andre.
Masih kata Andre yang merupakan tokoh muda Minang dan juga politisi Gerindra, rakyat Indonesia menunggu janji demi janji yang telah diucapkan Presiden Jokowi.
Keluarga korban peristiwa Mei 1998 berharap banyak janji Jokowi ditunaikan, bukan sekedar menjadi lips service untuk meraih dukungan suara.
"Penuntasan kasus pelanggaran HAM berat itu jelas-jelas termuat dalam program Nawa Cita, tetapi sampai empat tahun pemerintahan Jokowi tidak ada kejelasan. Janji Jokowi melukai perasaan rakyat Indonesia," demikian Andre Rosiade.