TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menggerebek empat orang anggota kelompok terduga teroris, seorang di antaranya tewas ditembak karena melawan di Tambun, Kabupaten Bekasi, Jabar, Jumat (11/5/2018) dini hari.
Bercak darah dan helm diduga milik terduga teroris menjadi saksi bisu drama penggerebekan di lokasi.
Ada dua titik bercak darah di sekitar lokasi, yakni di depan toko elektronik dan furniture.
Sejumlah pengemudi ojek yang mangkal di dekat lokasi menyebut bercak darah itu berasal dari terduga teroris yang di tembak polisi pada saat penangkapan.
"Pas pagi setelah kejadian enggak ada yang tahu kalau itu darah, warga yang jalan juga cuek saja," ungkap Rusli (49), pengemudi ojek.
Beberapa warga menyaksikan penangkapan terduga teroris ini.
Baca: Gatot Capres Potensial ‘Tumbangkan’ Jokowi
Polisi menyergapnya di depan toko furnitur di Jalan Mekarsari, Tambun, Bekasi, pada Kamis sekitar pukul 01.35 WIB.
"Mereka (terduga teroris) enam orang, ngumpul di depan toko furniture, nggak lama polisi sampai satu per satu," kata Seno, seorang penjahit.
Menurut Seno, polisi turun dari lima mobil berpelat nomor D. Mereka menyergap keenam sasarannya dan sempat mengeluarkan tembakan peringatan ke udara.
Setidaknya ada lima kali tembakan.
Pedagang kopi bernama Ade mengatakan, juga mengungkapkan hal yang sama.
"Ada 5 kali tembakan. Sempat ada perlawanan, ditembak kakinya 1 orang. Pas (teroris) digeledah, masing-masing bawa golok-celurit," ungkap Ade.
Baca: Warsini Gemetaran Jatuh Bangun Sampai Lima Kali, Sempat Terguling-guling di Turunan Curam
Ia menambahkan penyergapan berlangsung selama 15 menit. Setelah itu, para terduga teroris tersebut dibawa ke dalam mobil polisi.
Awaludin (40) pedagang buah yang melihat pengerebekan menceritakan, mulanya ada tiga pria tak dikenal datang dengan tiga sepeda motor.