Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Humas Persatuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Jeirry Sumampow menduga teror peledakan bom di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, merupakan sesuatu yang direncanakan.
"Rencananya ini direncanakan. Saya tidak mengetahui apa ada hubungan dengan (kerusuhan,-red) Mako Brimob," tutur Jeirry, saat ditemui dalam sesi acara pernyataan sikap Melawan Aksi Teror dan Mendorong Pemilu Damai di Media Center Bawaslu RI, Minggu (13/5/2018).
Baca: Presiden Jokowi Jenguk Korban di Rumah Sakit Bhayangkara
Dia mengaku terkejut mendengar informasi peledakan bom di tiga gereja di Kota Surabaya.
Sebab, pada 28 April lalu, dia baru saja memberikan materi mengenai kepemiluan di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro.
"28 April, saya ceramah pemilu di Diponegoro. Setelah membaca agak merinding, karena beberapa hari lalu pernah ada di sana dan berbicara," kata dia.
Baca: Besar di Surabaya, Maia Estianty Beri Tanggapan Soal Ledakan Bom di Tiga Gereja
Berdasarkan informasi yang diterima Jeirry, bom meledak di halaman tempat parkir kendaraan bermotor.
Sehingga, ledakan bom tidak terlalu berdampak kepada jemaat yang sedang menjalankan ibadah misa di dalam gereja.
Menurut dia, terdapat tiga orang meninggal dunia dari ledakan di tempat tersebut. Dia menduga tiga orang itu merupakan pelaku peledakan bom.
Baca: Sandiaga Uno Tanggapi Soal Ledakan Bom Gereja di Surabaya: Tujuan Terorisme Adalah Menebar Ketakutan
"Yang meninggal tiga, semua pelaku. Waktu mau masih dihalangi satpam. Dipeluk atau berpeluk. Kemudian meledak. Kemungkinan low explosive," kata dia.
Dia menambahkan, akibat dari ledakan itu tidak menimbulkan kerusakan berat bagi tempat ibadah itu. Hanya saja di bagian depan dekat tempat lokasi ledakan mengalami kerusakan.
Baca: Datangi Lokasi Ledakan, Presiden Jokowi Terlihat Murung
Sebelumnya, terjadi tiga aksi pengeboman menyerang tiga gereja di Surabaya. Aksi teror menyerang Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjunon pada Minggu (13/5/2018).
Akibat insiden itu, sebanyak 10 orang meninggal dunia dan 41 orang menjalani perawatan di rumah sakit yang letaknya berada tidak jauh dari lokasi kejadian.