"Tidak diciptakan dua hati dalam satu wadah. Dan telah ditetapkan bahwa konsumsi hati adalah nilai nilai kebenaran dari ALLAH, jadi jika hati(qolbu) diberikan konsumsi selain nilai nilai kebenaran dr ALLAH maka ia akan bocor, tergoncang dan akhirnya rusak. Raih cinta dari ALLAH dg memberi konsumsi qolbu yg benar."
Nyaris tak ada gelagat yang menunjukkan keluarga Dita berpaham radikal.
Sang istri, yang dalam pengeboman menggunakan cadar, berpenampilan normal saja sehari-hari.
Pernah dua tahun lalu rumah Dita dipakai untuk latihan silat orang-orang dari luar. Adi mengetahuinya dari laporan satpam.
Ia pun tak pernah mengganggap hal itu sebagai hal yang mencurigakan. Sebagai warga kampung itu, Dita bekerja tak tetap.
Dia pernah bekerja sebagai pembuat jamu. Kemudian, ia menjadi pembuat minyak kemiri. "Dulu pernah limbahnya dibuang di got. Tetangga-tetangga marah," tambahnya.
Empat anak Dita pun masih bersekolah. Satu masih di jenjang SMA, satu jenjang SMP, dan dua jenjang SD.