"Kami tidak bisa menginfokan banyak secara langsung karena yang melakukan penangkapan itu adalah Densus," kata Kapolda kepada Tribun di ruang kerjanya pukul 13.22 siang.
Kediaman terduga teroris berinisial RE kata Kapolda sudah digeledah pasca penangkapan malam sebelumnya.
Kapolda mengatakan, telah diamankan bendera dan buku-buku ISIS.
Kabar terbaru, si terduga teroris masih diperiksa lebih lanjut di Polres Tarakan.
Kapolda meminta masyarakat Kalimantan Utara tetap tenang dan tidak percaya isu-isu yang membuat khawatir.
"Saya imbau masyarakat tenang, bahwa yang menyebarkan video itu sudah ditangkap. Tenang. Kegiatan sehari-hari tetap dijalankan," katanya.
Sehari sebelumnya, Kapolda Kalimantan Utara Brigjen Pol Indrajit mengungkapkan sebanyak 12 orang di Kalimantan Utara diindikasikan pengikut Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.
Lalu 5 orang terindikasi penganut paham radikal.
Ini diungkapkan Kapolda saat berbicara dalam pertemuan bertajuk "Merajut Kebangsaan Membendung Terorisme di Kalimantan Utara".
Kegiatan ini diprakarsai Pemprov Kalimantan Utara.
Turut menjadi pembicara adalah Gubernur Irianto Lambrie, Kapolda Kaltara Brigjen Pol Indrajit, Kasdam VI/Mulawarman Brigjen TNI Teguh Pudjo Rumekso, Kabinda Kaltara Brigjen TNI Rudi Supriyanto.
Kapolda mengatakan teroris cenderung berciri intoleran, fanatik, membedakan diri dari umat agama lain yang umum, revolusioner, cenderung menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya.
"Beribadahnya agak aneh. Intinya, mereka juga menyebarkan rasa takut, menjatuhkan wibawa pemerintah, dan menarik perhatian media massa," kata Kapolda.
Kapolda tidak membantah bahwasanya Kalimantan Utara adalah jalur keluar masuk teroris dari dalam dan ke luar negeri.