Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Beberapa aktivis dan seniman yang tergabung dalam Forum Seniman Jakarta (Formanja) kembali menggelar aksi damai di depan Gerbang Gedung MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta. Dalam aksinya demonstran membawa poster bergambar dan bertuliskan "Stop Terorisme", kali ini mengecam mangkraknya RUU Anti-Terorisme yang tak kunjung selesai, sehingga teroris bebas beraksi.
Aksi Formanja yang dipimpin oleh Maestro Pelukis, Hardi Danuwijowo, mengecam DPR-RI yang mengulur-ulur penyelesaian RUU Anti-Terorisme. “Saat mereka merumuskan diri mereka wakil rakyat atau mewakili golongan saja, ” teriak sang Maestro.
“Dan lanjutnya, kita tidak bisa mendiamkan ini. Kita semua bisa membaca di koran dan online siapa sesungguhnya siapa yang pro Republik dan Antirepublik. Untuk itu, kita harus mengkritisi terus, “ jelas sang Maetro geram.
“Masih kata Sang Maestro, RUU sudah dua tahun mangkrak, tapi duitnya diterima terus. Itu namanya pengkhianatan terhadap republik, “ teriaknya dan lanjutnya, padahal, gaji DPR ratusan juta. Malah mereka minta kenaikan Rp 2 triliun lebih,” teriaknya lagi yang disambut teriakan “huuu”.
Para seniman melakukan aksi dengan menggantungkan lukisan karya mereka di leher mereka sambil berjalan dan berorasi. Aksi para seniman ini mendapat perhatian masyarakat karena ingin melihat lukisan-lukisan karya Hardi Danuwijoyo yang bertema "Antiteroris".
Menurut Hardi, saat ini republik menghimpun kekuatan, untuk melawan rencana UU yang tak pernah selesai, “ katanya dan jangan biarkan TNI tertindas, polisi tertindas saat melawan teroris, tambahnya.
Forum Seniman mengharapkan dengan undang undang yang disahkan, Indonesia segera panen raya. “Kita akan panen raya teroris. Tapi “hal itu “bisa dilakukan oleh UU yang membelakangi itu,” katanya.
Forum Seniman Jakarta menyatakan, sangat berduka atas meninggalnya para pejuang Brimob di Kelapa Dua Depok dan pejuang Polisi yang dibunuh oleh kaum teroris di Surabaya dan Riau. “Tapi kita jangan terus tenggelam dalam keduakaan. Harus melawan teroris , " pungkas Maestro Pelukis, Hardi Danuwijowo.