TRIBUNNEWS.COM - Kehidupan para teroris kini tengah menjadi topik yang ramai dibicarakan.
Terlebih setelah terjadi kasus bom bunuh diri di Surabaya pada Minggu (13/5/2018).
Tentu saja bom bunuh diri itu membuat masyarakat kaget karena kembali dilakukan di gereja dan markas polisi.
Parahnya, bom bunuh diri itu dilakukan oleh dua keluarga dan melibatkan wanita serta anak-anak.
Dikutip dari Tribun Bogor pada Sabtu (19/5/2018), ada alasan tersendiri kenapa para terduga teroris di Surabaya lakukan aksi bom bunuh diri dengan mengajak anak dan istrinya.
Menurut penuturan mantan teroris Al Qaeda, Sofyan Tsauri, keikutsertaan anak-anak dan wanita dalam aksi bom bunuh diri mengandung pesan penting.
Sofyan menambahkan, 'pesan' itu memunculkan sugesti pada kaum laki-laki dalam kelompoknya hingga mereka ingin bertindak seperti wanita dan anak-anak yang ikut serta dalam aksi teror bom bunuh diri.
Lanjut ke Halaman Berikutnya