Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bangsa Indonesia pada bulan Mei ini memperingati 20 tahun reformasi.
Selama kurang lebih 20 tahun pula, pemerintah orde baru lengser akibat tuntut reformasi.
Saat itu Presiden ke-2 RI Soeharto yang berkuasa 32 tahun lamanya, harus melerakan 'tahta' nya diserahkan kepada BJ Habibie.
Sebagai saksi hidup perjalanan Indonesia menjalani masa reformasi, BJ Habibie mengingatkan bila dasar negara yakni Pancasila merupakan cerminan nilai-nilai utama bangsa Indonesia.
"Pancasila digali dari tubuh bangsa Indonsia, sudah mencerimankan nilai-nilai utama," ujar BJ Habibie, di kediamannya kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (20/5/2018).
Seperti hal nya dalam sila pertama Pancasila, yakni Kutuhanan Yang Maha Esa, Habibie menegaskan, kendati 90 persen masyarakat membaca Al- Quran, tidak menjadikan Indonesia menjadi negara Islam.
Baca: Catatan Federasi Serikat Guru agar Sekolah Dapat Tangkal Terorisme
"Jangan minta undang-undang yang kompatibel dengan agama tertentu," ujar Habibie.
Habibie pun mengajak seluruh masyarakat untuk melawan bersama apabila menemukan kelompok tertentu yang ingin mengadu domba antargolongan di Indonesia.
Sebab Habibie mengatakan perjuangan bangsa Indonesia masih panjang, Indonesia butuh manusia berkualitas.
Dalam artian, Indonisia butuh manusia yang memiliki perilaku yang menguntungkan bagi masyarakat yang ditentukan dari dua hal, yakni agama dan budaya.
"Kita banyak alasan untuk sama-sama mengembangkan peradaban. Tak ada masyarakat di dunia ini yang berjalan sendiri, harus kerja sama saling menguntungkan," kata Habibie.
Sehingga Habibie menegaskan yang perlu Indonesia perjuangkan adalah peradaban yang sesuai dengan Pancasila mulai dari sila pertama hingga kelima.
"Tak bisa hanya ingin memperjuangkan sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa saja, harus seimbang (kelimanya)," ucapnya