"Pertanyaannya satu, yang beri gelar, paham reformasi enggak?" tegasnya.
Amien Rais yang ditemui di Komplek Parlemen membantah hal itu. "Enggak bener, kata siapa?" ucapnya singkat.
Dianggap Gagal
Keluarga korban kejadian Semanggi I, Sumarsih menilai aktivis 98 yang saat ini berada di lingkaran Istana, gagal menerapkan agenda reformasi, terutama menggelar pengadilan HAM.
Mereka dianggap telah lupa setelah masuk dalam jajaran birokrasi.
Dijelaskan oleh Ibunda mendiang Wawan itu, banyak aktivis Mei 98 yang berada di lingkaran Jokowi, tetapi tidak satupun yang memberi masukan untuk menuntaskan kasus tersebut.
"Reformasi gagal karena aktivisnya yang saat ini menjadi elit melupakan agenda reformasi di awalnya," ungkapnya.
Contoh nyata kegagalan adalah masuknya Wiranto dalam kabinet menjadi menteri koordinator politik hukum dan keamanan. Meski, belum terbukti kaitan Wiranto dengan Mei 98, Sumarsih meyakini hal sebaliknya.
"Ada juga jenderal-jenderal lawas ini yang berkutat di pemerintahan. Saya rasa, pengungkapan kasus ini tidak akan selesai," ujarnya.
Kendati demikian, Sumarsih tetap optimis, meski setiap Kamis, tidak ada tanggapan sedikitpun dari pemerintah.
Tanggapan, hanya ada ketika Menkopolhukam dijabat oleh Luhut Binsar Pandjaitan yang mengajak untuk duduk berdiskusi. Sejak posisi berganti, tidak ada lagi. "Dulu ada. Sekarang, kalau bertemu Pak Wiranto, saya yang tidak mau," tukasnya.(rio)