Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sekira 25 Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Pertimbangan Organisasi melakukan pembakaran ban di pintu silang Monumen Nasional, depan Istana Merdeka Jakarta Pusat, Senin (21/5/2018).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono menerangkan, 25 mahasiswa melakukan aksi demonstrasi di depan Istana Merdeka.
"Jumlah mahasiswa kurang lebih 25 orang. Dalam rangka memperingati 20 tahun masa reformasi," ujar Argo melalui keterangan tertulisnya, Senin (21/5/2018).
Baca: Sandiaga Sebut Pertimbangan Salat Tarawih di Monas karena Instagramable
Dalam aksi itu, ada beberapa yang dituntut oleh para mahasiswa.
Pertama, agar Presiden Joko Widodo mengganti Kapolri Jenderal Tito Karnavian, mencopot Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan, dan menuntut Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mundur dari jabatannya karena dianggap gagal menjalankan tugas.
Sekira pukul 14.30 WIB mahasiswa bergeser dari patung kuda menuju Taman Pandang Istana. 15.10 WIB mahasiswa mencoba mengarah ke Istana, namun dapat dilakukan penyekatan.
"Sesuai prosedur tetap, mereka diarahkan ke Taman Pandang," ucap Argo.
Puluhan mahasiswa pun berorasi di Taman Pandang, tetapi di sisi luar jalan melewati water barrier dan beton. Sebagian mahasiswa berdiri di atas barrier beton.
15.30 WIB petugas keamanan memasang kawat barrier. 30 menit berselang para mahasiswa mencoba merusak water barrier ke arah jalan, sehingga barrier terdorong ke jalan.
16.25 WIB, mahasiswa membuat barikade lingkaran untuk membakar dua ban sepeda motor dengan menggunakan satu plastik bensin. 16.30 WIB mahasiswa membakar ban.
"Polisi mencoba mematikan api, namun dihadang oleh mahasiswa. Salah satu mahasiswa menggunakan bambu, sehingga terjadi aksi dorong-dorongan dan terjadi kericuhan," ujar Argo.
Pada peristiwa ini, tujuh mahasiswa mengalami luka dan dibawa ke Rumah Sakit Umam Daerah Tarakan, "Setelah diberikan perawatan dan pengobatan para mahasiswa diperbolehkan pulang pukul 20.00 WIB," tutur Argo.