TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Pendiri NII Crisis Center yang juga Mantan Komandan NII, Ken Setiawan menuturkan, saat dulu bergabung pernah mempunyai jamaah dari berbagai kalangan. Buruh, termasuk asisten rumah tangga di satu apartemen dan ada puluhan anggota disana.
Ketika sadar, Ken kini memberikan pemahaman akan bahaya radikalisme kepada para kalangan buruh dan yang lain. Ken bercerita, yang ia sebut merupakan bagian dari masyarakat yang paling banyak disasar oleh kelompok radikal.
Menurut Ken, bukan hanya anak orang kaya saja yang menjadi target, semua orang berpotensi untuk direkrut, bahkan yang tidak sekolah dan tidak bekerja pun bisa menjadi target perekrutan.
"Mereka membuat oraganisasi legal berupa LSM, Yayasan Yatim Piatu, Duafa dll. Para jamaah dari kalangan buruh tersebut akan diminta menjadi relawan pencari dana untuk mendukung kelompok mereka. Nongkrong di ATM, Pom Bensin, Halte Bus Way, Parkiran, Food Court, Masjid sehabis Jumatan, bahkan kalau ada bencana mereka turun dari rumah ke rumah sebagai relawan kemanusian," cerita Ken, Rabu (23/5/2018)
Mereka menurunkan ribuan personil dan hasilnya di luar dugaan. Satu orang relawan saja, imbuh Ken, yang ditempatkan di ATM bisa mendapat jutaan dalam sehari.
"Kalau kita ambil uang jutaan dan nyisihkan Rp 10 ribu kan nggak sayang, anggap itu infak, tapi sepuluh ribu, dia dari pagi sampai malam ternyata hasilnya besar sekali dan tidak beresiko. Paling hanya ribut dengan security karena tidak semua atm dan tempat umum dibolehkan," ujarnya.
"Saya kebetulan pernah ikut kelompok radikal, saya merasa bersalah dan berdosa, setelah sadar, saya merasa bertanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat supaya tidak menjadi korban, cukup saya dkk di NII Crisis Center, Jangan ada lagi korban seperti saya," tegas Ken .
Info lengkap klik www.niicrisiscenter.com
Hotline Pengaduan Masyarakat
whatsapp 08985151228- 085211231363