Laporan Puspen TNI, Kol Arm Edwin Habel
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Sebagai realisasi komitmen dan janji Pemerintah Indonesia untuk tetap berpartisipasi aktif dalam usaha-usaha perdamaian dunia, TNI kembali menyiapkan satu Satuan Tugas (Satgas) setingkat Batalyon dengan type Komposit untuk dikirimkan ke Misi PBB. Proses pengiriman sejak tahun 2017 lalu, dimulai dari pendaftaran pada Sistem PBB, dilanjutkan kunjungan penilaian awal Tim PBB, Negosiasi MoU di Markas PBB Newyork dan Kunjungan Tim Tinjau Medan TNI ke daerah Misi. PBB memproyeksikan Yonkomposit ini akan ditugaskan ke Misi PBB MONUSCO (The United Nations Organization Stabilization Mission In the Democratic Republic of the Congo) di Kongo sebagai Satuan Gerak Cepat atau RDB (Rapid Deployment Battalion).
Untuk mengecek dan memeriksa kesiapan Yonkomposit TNI sebelum pemberangkatan ke daerah Misi, Tim dari Markas besar PBB dan Misi PBB MONUSCO melaksanakan kegiatan PDV (Pre Deployment Visit) ke PMPP TNI Sentul-Bogor, Senin (28/05) sampai dengan Kamis (31/05). Tim delegasi disambut oleh Komandan PMPP TNI, Brigjen TNI Victor H. Simatupang M.Bus, didampingi pejabat teras PMPP dan Yonkomposit yang disiapkan. Turut hadir pada penyambutan tersebut Pejabat dan Staf terkait dari Mabes TNI dan Mabes Angkatan, Kemenlu (diwakili oleh Dir KIPS Ibu Grata Endah Werdaningtyas), Kemenkopolhukam, Kemenhan dan Divhubinter Polri.
Tim delegasi PDV terdiri dari 5 orang diketuai Lt. Col Markus Schilcher (Staf FGS Markas PBB). Anggota Tim antara lain Mr Múcio Athayde loures Bandeira Dias (Staf Movcon Markas PBB), Maj. (FR) Raphaël OUDOT de DAINVILLE (Deputy G3/Ops MONUSCO), Lt. Col Madan M. Ghodke (Staf Training Cell MONUSCO) dan Mr. Jose Luis Medina (Staf COE MONUSCO). Tim PDV didampingi oleh Aspenmil PTRI New York, Letkol Inf Felix Lumban Tobing.
PDV bertujuan untuk mengecek kesiapan akhir Yonkomposit TNI sebelum diberangkatkan dan memberikan informasi terakhir daerah Misi Kongo dan proyeksi penugasan. Hal-hal yang diperiksa antara lain kelengkapan Personel, Alpal dan Materiil Satgas sesuai rancangan MoU (Major Equipment dan Self Sustainment); tingkat latihan dan materi latihan; pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan personel; kemampuan gerak cepat pasukan; kesiapan loading/unloading personel dan cargo untuk transportasi; pengisian formulir personel dan cargo; kesesuaian Timeline pergeseran pasukan ke daerah penugasan.
Hari pertama Kegiatan PDV diawali dengan kegiatan paparan oleh Tim PBB kepada Pejabat PMPP, Yonkomposit dan tamu undangan lainnya dilanjutkan pengecekan Alpal dan Materiil Satgas yang sudah selesai proses pengadaannya. Sekitar 80% dari keseluruhan Alpal dan Materiil Satgas sudah siap dan digelar dihadapan Tim PBB. Pelaksanaan kegiatan hari berikutnya adalah pengecekan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan personel melalui Situational Training Exercise (STX) yaitu kemampuan menembak siang dan malam; Navigasi darat dengan Kompas/Peta dan GPS; Komunikasi Radio; P3K dan Evakuasi.
Tim juga akan melihat latihan lapangan Satgas dengan skenario khusus Misi Kongo melalui Field Training Exercise (FTX) dan kecepatan loading/unloading Personel dan Materiil Unit-unit Satgas pada Pesawat Angkut Militer sekelas Hercules C-130. Pada akhir pelaksanaan PDV, Tim PBB akan memberikan evaluasi dan penilaian sementara terhadap kesiapan Satgas Yonkomposit TNI untuk diberangkatkan. TNI dan Pemerintah Indonesia sangat optimis bahwa Satgas Yonkomposit TNI akan memenuhi kriteria dan layak diberangkatkan ke daerah Misi di Kongo. Hasil PDV ini menjadi krusial dan sangat menentukan untuk dibawa ke Markas PBB sebagai laporan ke Pejabat tinggi PBB guna mendapatkan keputusan resmi.
Satgas Yonkomposit TNI rencananya akan mulai diberangkatkan pada awal Juli 2018 dimulai dari pemberangkatan Cargo melalui jalur laut, pemberangkatan Tim Advance dan Main Body Satgas melalui pesawat udara. Diharapkan pada Bulan Oktober 2018, Satgas Yonkomposit TNI sudah berada di Kongo dan siap melaksanakan tugas sebagai RDB misi PBB MONUSCO. (*)