TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Meutya Hafid berharap terpilihnya kembali Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB), menjadi momentum agar dapat turut berperan menjaga keamanan dan ketertiban dunia dengan kondisi politik global tengah memanas.
"Masuknya Indonesia di masa politik global tengah memanas ini adalah momentum yang paling baik untuk Indonesia dapat turut berperan menjaga keamanan dan ketertiban dunia," kata Meutya saat dihubungi, Sabtu (9/6/2018).
Muetya juga mengatakan, kerja keras pemerintah dan DPR khususnya Komisi I DPR RI akhirnya membuahkan hasil dengan keempat kalinya Indonesia dipercaya untuk menjadi anggota DK PBB.
"Alhamdulillah ikhtiar panjang kita selama ini berbuah hasil. Baik pemerintah maupun komisi I DPR dalam setiap kunjungan dengan mitra di LN (luar negeri) selalu melobi agar dapat didukung dalam keanggotaan DK PBB kali ini," katanya.
Wakil Ketua Fraksi Golkar bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ini mengatakan, dengan masuknya Indonesia sebagai anggota DK PBB posisi Indonesia sangat penting, Indonesia dapat menjadi mediator dalam banyak isu keamanan dunia seperti di Timur Tengah, semananjung Korea, Antara blok barat dan timur.
"Karena Indonesia bukan bagian dari negara-negara yang berkonflik, jadi dapat sepenuhnya menjalankan peran mediasi secara clear," katanya.
Dirinya menjelaskan, hal ini juga tidak lepas dari posisi Indonesia sebagai negara besar sehingga diyakini akan dapat didengarkan oleh banyak negara.
Indonesia terpilih untuk keempat kalinya sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) dalam pemungutan suara yang digelar di Majelis Umum PBB di New York, Jumat (8/6).
Indonesia akan menjadi anggota tidak tetap DK PBB untuk Periode 2019-2020.
Indonesia terpilih dengan perolehan suara sebanyak 144 dari 190 negara anggota MU PBB. Adapun Maladewa yang menjadi pesaing Indonesia hanya memperoleh 46 suara.