TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengisahkan cerita masa lalunya tatkala sahur bersama keluarga di kampung halamannya.
Sewaktu kecil, Fahri biasa sahur ditemani 'dila', yaitu lampu kecil yang terbuat dari kaleng, diberi sumbu dan diisi minyak tanah sebagai bahan bakarnya.
Suasana sahur di kampung halamannya tersebut sangat sepi, jauh dari hingar bingar dunia.
Meski begitu, ia masih bisa mendengar suara dari rumah tetangganya yang sedang menikmati sahur.
• Indonesia Kalah dalam Kasus Satelit di Arbitrase Inggris, Hotman Paris Tawarkan Bantuan Gratis
Dari sayup-sayup suara itu terdengar percakapan menu sahur yang disantap tetangganya. Dan kebetulan sama dengan menu yang disantap oleh Fahri Hamzah di meja makannya.
"Nasi, ikan asin goreng, sayur daun kelor ala kadarnya," ungkap Fahri.
Meski sederhana, Fahri mengaku jika sahurnya begitu terasa nikmat.
• Komisioner KPU: Jangan Lakukan Politik Uang Lewat Pemberian THR
Selain nuansa kesederhanaan, Fahri juga mengatakan bahwa sahur di desanya seperti layaknya sebuah perkemahan.
Cahaya dari dila dapat dilihat dari rumah per rumah yang tembus pandang karena hampir semua rumah dindingnya terbuat dari bambu.
Suasana tanpa sekat tersebut membuat keluarga Fahri dan tetangganya tak jarang untuk saling menawarkan dan bertukar makanan.