Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim gabungan kembali menemukan jasad korban tabrakan speedboat di perairan Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, perbatasan RI-Malaysia.
Jasad tersebut merupakan anak-anak berusia sekitar enam tahun.
Demikian disampaikan Kapolda Kalimantan Utara, Brigadir Jenderal Indrajit, saat dihubungi Tribun, Minggu (1/7/2018).
Baca: Kementerian Agama Siapkan 272 Hotel Untuk Jemaah Pada Musim Haji Tahun Ini
Indrajit menjelaskan, jasad bocah tersebut ditemukan petugas sekitar pukul 08.00 WITA.
"Bukan balita, tapi umurnya sudah sekitar enam tahun," ujar Indrajit.
Indrajit belum bisa memastikan identitas jasad bocah tersebut karena masih proses identifikasi.
Hal pasti, dengan bertambahnya temuan jasad tersebut, sejauh ini telah ditemukan 19 orang penumpang korban tabrakan speedboat tersebut.
Baca: Penjelasan KPU Soal Surat Edaran Tentang Pengurusan Syarat Kesehatan Calon Legislatif
Sebanyak enam orang ditemukan ditemukan petugas dalam kondisi telah meninggal.
Sementara, 13 orang lainnya ditemukan selamat dan sebagian mengalami luka-luka.
Hingga kini, tim gabungan dari Basarnas, Polairud Polda Kalimantan Utara, TNI AL, dan Polres Nunukan masih mencari satu orang lainnya yang masih hilang, yaitu motoris atau pengemudi kapal tersebut.
"Semua sudah diperiksa. Penyelidikan masih berjalan. Tinggal satu lagi yang masih hilang, motorisnya itu," kata Indrajit.
Baca: Puan Maharani Sebut Asian Games 2018 Sudah Tersosialisasikan
Tabrakan speedboat terjadi di perairan perbatasan RI-Tawau, tepatnya di Sungai Nyamuk, Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Jumat (26/6/2018) pukul 19.00 WITA.
Speedboat bermesin 200 PK yang berangkat dari Tawau menuju Sebatik itu mengangkut belasan penumpang yang diduga TKI ilegal.
Speedboat tersebut mengalami tabrakan dengan sebuah speedboat yang diduga berasal dari Filipina.
Tabrakan dua speedboat tersebut mengakibatkan lima orang penumpang meninggal dan 13 orang penumpang lainnya ditemukan selamat dengan sebagian mengalami luka-luka.
Selain itu, dua penumpang masing-masing atas nama Olong dan penumpang anak-anak bernama Bastian (6) masih belum ditemukan.
Bernard Waton (34), TKI asal Flores Nusa Tenggara Timur menceritakan, istrinya, Agustina Kawa Kellen dan dua anaknya, yakni Yordimus Eban (9) dan Cherlin Waton (4), ikut dalam speedboat tersebut.
Namun, sejauh ini, baru sang istri yang sudah ditemukan dalam kondisi telah meninggal.
Sementara, dua anaknya masih belum diketahui nasibnya. (Tribun Network/git/coz)