Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, GORONTALO - Kementerian Kesehatan RI mencanangkan program pemberian tablet tambah darah (TTD) ke sekolah-sekolah untuk remaja putri Indonesia.
Program ini dilakukan untuk mengurangi risiko anemia yang bila diderita ibu hamil bisa berpotensi melahirkan bayi stunting (kekerdilan akibat kurang gizi).
Baca: Wakil Presiden Gambia Terkesan dengan Keramahan Protokoler di Indonesia
Menteri Kesehatan RI Nila F Moeloek mengunjungi SMK I Limboto, Gorontalo untuk meninjau implementasi program tersebut.
"Coba berdiri semuanya sehat ya tidak ada yang kerdil. Kelihatan sekali kalian adalah anak yang sehat dan cerdas. Kalian SDM yang kita harapkan ke depan," kata Nila di hadapan ratusan siswa-siswi SMK I Limboto, Senin (16/7/2018).
Baca: Ketua DPR Sebut Penyegelan Ruang Kerja Eni Saragih oleh KPK Sudah Seusai SOP
Nila menjelaskan, remaja putri mengalami siklus haid rutin yang mengurangi darah dalam jumlah cukup banyak.
Pola makan serta gaya hidup yang kurang baik juga meningkatkan risiko anemia.
Tablet Tambah Darah (TTD) mengandung 60 mg Besi Elemental dan Asam Folat 400 mg yang bisa menurunkan gejala kurang darah.
Baca: Tingkatkan Akses Layanan Kesehatan, Pemprov Gorontalo Kembangkan RSUD Ainun
Dalam acara sosialisasi ini, siswi di sekolah tersebut beramai-ramai mengonsumsi TTD di hadapan Menkes.
"Kami minum ini untuk persiapan masa depan. Saat melahirkan kita perlu darah, jasi kami persiapkan minum itu selagi masih remaja," ucap Siti Nurdeana Umar, siswi kelas 11 SMK I Limboto.
Untuk diketahui, persentase remaja putri yang mendapat TTD di Gorontalo mencapai
22,2%, melebihi target rencana strategis (Renstra) Kemenkes (20%).
Data tersebut menjadikan Gorontalo menjadi satu dari lima provinsi dengan cakupan tertinggi, setelah Kepulauan Riau (42%); Bali (38,6%); dan Kepulauan Bangka Belitung (24,7%).