Faktanya, Prabowo dan Jokowi belum kunjung memutuskan cawapresnya.
Sedangkan PKS sudah mengantongi rekomendasi Ijtima Ulama.
Calon pasangan Prabowo-Salim menjadi amanah yang harus diperjuangkan PKS ke hadapan Prabowo dan partai koalisinya.
Namun, belum ada tanda positif untuk calon pasangan Prabowo-Salim.
Sementara, Ustadz Abdul Somad menolak secara halus meski dia banyak didukung sejumlah kalangan sebagai cawapres untuk mendampingi Prabowo.
"PKS gelisah dan begitu pula sebagian ulama GNPF. Lalu, terjadilah Mudzakarah Seribu Ulama di Tasikmalaya pada Minggu (5/8/2018)," katanya.
Baca: Petinggi Gerindra Sambangi Rumah Prabowo, Diduga Bahas Ustaz Somad Jadi Cawapres
"Dalam mudzakarah itu muncul nama Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo, dan Bachtiar Nasir," katanya.
Menurut Mahfudz Siddiq, sangat mungkin nama-nama di atas bukan untuk menambah pilihan calon bagi poros Prabowo.
Tapi, nama baru yang muncul sekadar membuka jalan bagi munculnya poros ketiga.
Dari nama Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo, dan Bachtiar Nasir, masih belum diketahui siapa yang bisa menjadi tokoh utama sebagai capres poros ketiga.
Menurut Mahfudz, sejauh ini, Anies Baswedan terganjal Perpres yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo, yang mengatur batas waktu pengajuan izin kepada presiden bagi kepala daerah yang akan maju menjadi calon presiden atau calon wakil presiden.
"Ustadz Bachtiar Nasir (UBN) rasanya bukan untuk tokoh utama poros ketiga. Sebagai cawapres masih mungkin," katanya.
Karena itu, kata Mahfudz Siddiq, tersisa Jendral (Purn) Gatot Nurmantyo, yang sejak awal menyatakan siap menjadi capres dan tinggal meneruskan jalan takdirnya.
"Saya meyakini bahwa semua partai sedang menimbang-nimbang keputusan akhirnya. Termasuk, keputusan untuk berada di poros yang mana. Ini bukan semata persoalan pilpres, tapi juga terkait nasib partainya di pileg," katanya.