Kata dia, calon presiden yang diusung atau didukung partai, tentunya harus bisa mendukung perolehan suara pemilu legislatif.
"Sehingga, partai tidak hanya menjadi pendorong mobil, tapi ikut ditarik maju oleh mobil itu," katannya.
Bagi partai yang sudah dapat pos capres dan cawapres, kata Mahfudz Siddiq, soal itu dianggap selesai.
"Bagaimana dengan partai yang tidak kebagian pos capres dan tidak juga cawapres? Suara parpol sulit diraih," katanya.
Kalau bagi-bagi kursi kabinet, kata Mahfudz, itu cerita kalau menang.
"Kalau kalah, apa yang mau dibagi?" katanya.
Pikiran Mahfudz Siddiq adalah bagaimana mencari faktor pendukung untuk capaian hasil pemilu legislatif.
Di tengah kondisi ekonomi yang makin sulit, kata dia, biaya politik justru makin meningkat.
"Partai dan para caleg ditantang untuk bisa memenuhi biaya politik di pemilu legislatif," katanya.
Apalagi, kata Mahfudz Siddiq, ambang batas parlemen naik menjadi empat persen.
"Jadi, poros ketiga yang berpeluang menang dan bisa membantu partai koalisinya mencapai target suara pemilu legislatif," kata dia.
Sampai hari ini, Mahfudz Siddiq menyatakan, dirinya belum mempunyai rumus.
"Mungkin, masih perlu merenung 1-2 hari lagi, tapi kata kuncinya adalah berpeluang menang dan membantu target suara pileg, maka selamat datang poros ketiga," katanya.
Penulis: Gede Moenanto