Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kompleksitas persoalan masyarakat perlu ditanggulangi dengan serangkaian program yang terpadu. Dalam hal ini, BNN hadir di tengah masyarakat guna mengatasi masalah sosial dari sisi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
Salah satu upaya yang dilakukan yakni di kawasan Kampung Rawa, Johar Baru adalah kegiatan Pemberdayaan alternatif melalui pengembangan wira usaha tahap II bagi masyarakat rawan narkoba, Rabu (8/8).
Deputi Pemberdayaan Masyarakat, Dunan Ismail Isja, mengungkapkan kegiatan pemberdayaan melalui pelatihan kerajinan tangan ini diharapkan dapat mendorong masyarakat agar memiliki imunitas atau daya tahan dari godaan bisnis narkoba, karena mereka sudah bisa berwirausaha dengan bekal keterampilan yang dimiliki.
"Kegiatan ini bisa menjadi wadah bagi masyarakat terutama ibu-ibu dan anak muda agar tidak terlibat dalam kegiatan ilegal seperti narkoba, dengan kegiatan ini mereka menjadi terarah dan produktif," ujar Dunan, dalam keterangan tertulis, Rabu (8/8).
Ia berharap agar setelah pelatihan ini para peserta dapat berkarya dan hasilnya dipasarkan baik di level nasional maupun internasional. Tentunya nanti harus dilihat dulu kualitas yang dihasilkan sehingga dapat dipilah mana yang layak dijual atau dipasarkan.
Saat pertemuan di Wina, Dunan mengatakan pihaknya sempat membahas tentang produk binaan BNN yang potensial untuk bisa go International. "Hal terpenting adalah kualitasnya layak dan ditunjang dengan koordinasi dengan instansi terkait," kata dia.
Kepada para peserta pelatihan yang mayoritas diikuti para ibu rumah tangga ini, ia berpesan agar para peserta nantinya bisa menularkan pesan bahaya narkoba bagi masyarakat terutama mulai dari keluarga.
Menanggapi program pemberdayaan ini, Budi Roso, Asisten Bidang Pemerintahan Pemkot Jakarta Pusat mengatakan kegiatan seperti ini sangat penting dan harus didukung.
Menurutnya penanggulangan persoalan sosial seperti narkoba harus dilakukan serius karena isu ini seringkali menjadi pemicu masalah lain seperti tawuran yang masih sering terjadi di ibu kota.
Berdasarkan pengalaman yang ia rasakan saat menjadi lurah di Johar, kala itu ia menemukan dua aspek penyebab tawuran yaitu kenakalan remaja dan kedua adalah peredaran narkoba.
"Tawuran yang terjadi ternyata menjadi cara pengalihan perhatian dari peredaran narkoba," kata Budi.
Kepada para ibu-ibu peserta, Budi Roso berpesan agar pengawasan terhadap anggota keluarga lebih ditingkatkan, terutama pada anak-anaknya yang suka begadang.
Terkait kegiatan pemberdayaan kali ini ia juga berharap agar dapat memberikan dampak positif dan menyentuh seluruh masyarakat secara luas sehingga lingkungan tersebut tidak terpapar dari ancaman narkoba.
Kegiatan pelatihan pemberdayaan kali ini merupakan tahap lanjutan atau tahap kedua. Pada tahap pertama, yaitu tahun lalu, para peserta dilatih untuk melukis di kerudung, tas dan juga sepatu. Di balik program ini, terselip kisah kebahagiaan dari salah satu peserta yaitu ibu Koriah. Ia menuturkan bahwa pelatihan tahap pertama yang dia dapat tahun lalu telah memberikan perbedaan dalam hidupnya.
"Alhamdulillah dengan bekal keterampilan yang didapat kami bisa memproduksi karya dan dijual sehingga membantu perekonomian keluarga," kata Koriah dengan nada sumringah.
Kegiatan pemberdayaan tahap kedua di kawasan Kampung Rawa kali ini diikuti oleh 25 peserta. Mereka dilatih untuk bisa lebih meningkatkan kemampuannya dalam melukis pakaian seperti kerudung dan kaos dengan level yang lebih tinggi. Para peserta mendapatkan mentoring selama tiga hari di aula RPTRA Rawa Ceria.