TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menagih strategi kebijakan penguatan cadangan devisa yang telah dijalankan oleh jajarannya, dalam memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Jokowi menilai, penguatan cadangan devisa Indonesia sangat penting bagi ketahanan, terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
"Termasuk dampak yg terakhir terjadi di Turki, kita harus jaga stabilitas rupiah dalam nilai yang wajar, inflasi rendah, defisit transaksi yang aman," ujar Jokowi saat membuka Rapat Terbatas di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Dalam melihat upaya memperkuat cadangan devisa, Jokowi pun ingin mendengar apa yang telah dilakukan oleh jajarannya, mengingat ratas hal serupa telah dijalankan di Istana Bogor beberapa waktu lalu.
"Saya ingin memastikan apa yang telah dibahas dalam ratas lalu, betul-betul ada progres di lapangan. Saat ini, akan saya update satu persatu, problem apa yang jadi hambatan di lapangan sehingga kita benar-benar bisa memperkuat cadangan devisa," papar Jokowi.
Jokowi menjelaskan, saat ratas waktu lalu telah disampaikan mengenai percepatan mandatory biodiesel, peningkatan TKDN, dan BUMN agar ada sikap kehati-hatian menggunakan komponen impor.
"Kemudian juga di Kemendag, bea cukai, untuk pengendalian impor betul-betul dicermati secara detail dan cepat sehingga impor barang yang memang sangat penting dan sangat tidak penting bisa diketahui," ujarnya.
"Terakhir, saya ingatkan perlunya percepatan pembangunnan infastruktur yang mendukung pariwisata, terutama pada lokasi pariwisata prioritas yang telah kita tetapkan, sektor ini akan cepat menambah dan memperkuat cadangan devisa kita," kata Jokowi.