Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membantah jika mogoknya LRT Palembang akibat adanya gangguan listrik berimbas pada molornya pengoperasian LRT Jakarta.
Menurut Budi Karya mundurnya jadwal LRT Jakarta yang rencana awalnya akan dioperasikan pada 10 Agustus 2018 itu karena ada bagian pembangunan yang belum selesai.
"Kalau itu memang karena pembangunan belum selesai," ungkap Budi Karya saat ditemui di Kementerian Maritim, Jakarta Pusat, Selasa (13/8/2018).
Kemudian, penyedia gerbong kereta yakni Hyundai pun tidak memaksakan untuk segera mengoperasikan LRT Jakarta untuk mencegah resiko negatif.
"Mereka juga lebih pastinya Hyundai gak terlalu berani ngambil risiko dan kalau LRT Jakarta tidak dibutuhkan secara langsung," kata Budi Karya.
Dari tingkat urgensinya ada perbedaan untuk dua LRT yang memamg dihadirkan untuk menunjang Asian Games itu.
LRT Jakarta dinilai tidak begitu mendesak misalnya pada saat Asian Games karena hanya akan menghubungkan dari Velodrome Rawamangun ke Kelapa Gading menjadi hanya 10 sampai 15 menit saja.
Sedangkan LRT Palembang dinilai lebih dibutuhkan karena untuk kendaraan para atlet dari bandara menuju Jakabaring yang kalau dengan mobil ditempuh 1,5 jam sedangkan menggunalan LRT Palembang hanya butuh 40 menit.
Baca: Menhub Beberkan Penyebab LRT Palembang Mogok
"Kalau di sana kan dibutuhkan secara langsung dan kita tahu dari bandara ke jakabaring itu kalau naik kendaran bisa 1,5 jam kalau dengan ini 40 menit jadi sekali lagi tanpa beralasan, kita minta maaf (ada kejadian mogok)," ungkap Budi Karya.
Budi Karya pun memastikan LRT Jakarta tetap akan bisa dioperasikan saat Asian Games hanya jumlahnya terbatas dan dimaksimalkan untuk atlet dan official saja belum untuk masyarakat umum.
"Tetap bisa tapi terbatas, karena memang kualifikasi masih dibawah apa yang diterapkan di LRT Palembang," pungkas Budi Karya.