TRIBUNNEWS.COM - Melemahnya rupiah hingga menyentuh level Rp 15.000 per dolarnya dianggap sebagai tanda bahwa ada yang tak beres dengan perekonomian Indonesia belakangan ini.
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance ( Indef) Enny Sri Hartati ada faktor dari dalam negeri yang menyebabkan terjadinya kondisi seperti sekarang.
Sehingga Pemerintah diharapkan tak hanya semata-mata menyalahkan faktor-faktor eksternal.
Baca: Para Tokoh Angkat Bicara mengenai Kurs Rupiah yang Semakin Terpuruk
"Potensi untuk terjadi krisis seperti tahun 1997 dan 1998, memang tidak semua sama dengan kondisi saat itu. Tapi, yang harus diperhatikan, kalau Pak Darmin (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian) dan Bu Menteri Keuangan menyampaikan ini masih aman, juga tidak betul," kata Enny Sri Hartati.