Peristiwa terbakar dan tenggelamnya Kapal Republik Indonesia (KRI) Rencong-622 di Sorong, Papua Barat, Selasa (11/9/2018) lalu, memunculkan pertanyaan bagi Anggota Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno.
Ia menyatakan perlu ada investigasi menyeluruh terkait peristiwa kebakaran dan tenggelamnya kapal milik TNI AL tersebut.
“Ya, perlu ada investigasi secara menyeluruh apa penyebab kebakaran KRI Rencong-622 dan juga siapa saja awak yang bertugas di dalam sana pada saat itu,” ujar Dave saat ditemui Parlementaria seusai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Kepala Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN) di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (12/9/2018).
Menurut politisi Partai Golkar itu, kejadian ini merupakan peringatan keras kepada TNI AL untuk melakukan perbaikan alutsista secara keseluruhan.
Ia juga mengimbau kepada seluruh kesatuan TNI, baik itu udara, darat, dan laut untuk melakukan maintenance (pemeliharaan) terhadap alutsista mereka, agar kejadian ini tidak terulang.
“Ini jelas merupakan major warning sign kepada TNI AL dan juga seluruh kesatuan TNI untuk melakukan perbaikan dan maintenance, agar kesalahan seperti ini tidak terulang. Jangan sampai ketika sedang melakukan misi penting terjadi demikian,” tutur politisi dapil Jawa Barat VIII ini.
Kapal perang TNI AL KRI Rencong-622 terbakar habis dan tenggelam di sekitar perairan Sorong, Selasa (11/9/2018) pagi. Saat itu kapal sedang melaksanakan Operasi BKO Gugus Keamanan Laut (Guskamla) III.
Seluruh ABK KRI Rencong yang selamat telah dievakuasi ke Pangkalan Armada III Sorong, beserta beberapa peralatan penting KRI Rencong-622 yang dapat diselamatkan.
KRI Rencong-622 merupakan jenis Kapal Cepat Rudal (KCR), kapal ini dibuat di Galangan kapal Tacoma SY, Masan, Korea Selatan pada tahun 1979.
Kapal ini di desain sebagai kapal berkecepatan tinggi dimana badan kapal terbuat dari aluminium. KRI Rencong-622 bertugas di bawah komando armada II yang bermarkas di Surabaya, untuk menjaga perairan di laut Indonesia bagian tengah. (*)