Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Demokrat Syarief Hasan angkat bicara terkait pemberitaan media asing Asia Sentinel yang menyebut Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) merupakan dalang dibalik pencucian uang pembayar pajak, sewaktu masih menjabat sebagai presiden.
Menurut Syarief, berita tersebut merupakan berita sampah yang tidak perlu ditanggapi.
Baca: Media Asing Asia Sentinel Kuak Konspirasi Uang di Era SBY, Andi Arief Singgung Nama Sri Mulyani
"Berita sampah itu engga usah ditanggapi itu," ujar Syarief di Kompleks Parlemen, senayan, Jakarta, Kamis, (13/9/2018).
Menurut Syarief, isi berita tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan dan kental muatan politis menjelang Pemilu Presiden 2019.
"Ini tahun politik ini pasti berita sampah. Berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Engga usah ditanggapi berita sampah," katanya.
Syarief memberikan jawaban yang sama ketika ditanya apakah akan mengambil langkah hukum terhadap pemberitaan tersebut.
Termasuk saat ditanya apakah pemberitaan tersebut bertujuan untuk membunuh karakter SBY.
"Komentar saya itu berita sampah," pungkasnya.
Sebelumnya Asia Sentinel, media pemberitaan asal Hong Kong menuliskan adanya dugaan konspirasi kejahatan keuangan pada masa jabatan Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (12/9/2018).
Asia Sentinel menyebutkan ada sebanyak USD 12 miliar atau sekira Rp 177 triliun yang dihasilkan dari pembayaran pajak, dicuri serta dicuci melalui bank-bank internasional.
Dalam menjalankannya, media itu menyebut jika SBY tidak berjalan sendiri, sekitar 30 pejabat pemerintah yang turut terlibat dalam kerja sama tersebut.
Asia sentinel memberitakan kabar itu dalam artikel berjudul 'Indonesia’s SBY Government: ‘Vast Criminal Conspiracy’' ditulis oleh John Berthelsen yang juga pendiri Asia Sentinel.
Baca: Dua Kaki Partai Demokrat, Prabowo: Mau Goreng ke Arah Mana Mau Pedes Mau Asem Santai Aja
Begitu tulisan ini terbit, sejumlah media pemberitaan Indonesia ikut memberitakan ulang kabar ini, satu di antaranya ialah Tribun Jakarta dalam artikel bejudul 'Media Asing Sebut Konspirasi Kejahatan Keuangan di Era SBY, Andi Arief Colek Sri Mulyani'.
Dalam tulisan itu John Berthelsen menulis berdasar dari laporan hasil investigasi setebal 488 halaman yang dilayangkan Weston Capital International ke Mahkamah Agung beberapa minggu lalu.