TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Masyarakat Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus mengkritik kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, yang mengalami kemunduran dari periode sebelumnya, yakni Pemilu 2014.
"Dari sisi profesionalitas kerja, kami melihat KPU yang sekarang lebih banyak gagap dari KPU sebelumnya," ujarnya saat memaparkan Anatomi DCS (Daftar Calon Sementara) di kantor Formappi, Jakarta Timur, Jumat (14/9/2018).
Kemunduran tersebut dinilai Lucius dari sisi ketersediaan informasi KPU terkait para caleg yang diusung partai politik terkesan masih menyicil.
"KPU periode pemilu 2014 sangat sigap untuk memberikan informasi para caleg kepada publik, dan itu yang tidak dilakukan KPU sekarang," ujarnya.
Informasi dari KPU tersebut, dikatakan Lucius, hanya sebatas nama, keterangan, dan domisili, dan pekerjaan
"Pekerjaan para caleg pun tercatat misal hanya swasta, itu swasta apa begitu? Apakah pembantu rumah tangga atau apa?" tambahnya.
Pekerjaan mengumpulkan informasi para caleg oleh KPU tersebut dinilai Lucius sangat disayangkan.
"Padahal di 2014 mereka sudah melakukan itu sangat baik, sehingga seharusnya sekarang bisa lebih baik kinerja KPU," tambahnya.
Meladeni tingkah polah Bawaslu yang semakin genit, dikatakan Lucius, menjadi satu di antara masalah yang menyita waktu KPU.
"Jadi untuk urusan menyiapkan informasi itu sudah ada upaya dari KPU, tapi mungkin belum maksimal," pungkasnya.