Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin menanggapi usulan koalisi partai politik pengusung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno agar debat ala cerdas cermat dihapus.
Kubu Prabowo-Sandiaga juga mengusulkan agar pemaparan visi misi dan program paslon berdurasi satu jam bukan tiga menit seperti sebelumnya.
TKN Jokowi-Ma'ruf mengaku tak khawatir jika pemaparan dilaksanakan visi-misi dan program dilakukan selama satu jam.
Bahkan, TKN Jokowi-Ma'ruf menantang waktu pemaparan visi misi lebih dari satu jam.
Hal itu disampaikam Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin, Aria Bima di Rumah Cemara, Gondangdia, Jakarta Pusat, Jumat (14/9/2018).
"Kenapa tidak empat jam sekalian. Satu jamnya dari mana gitu loh. Jokowi empat jam tidak selesai lho. Saya malah ragu dari calon sebelah mau apa yang dipaparkan, karena kita dari visi bahkan dari ideologi, visi misi, kebijakan, program, kegiatan lengkap," kata Aria Bima.
Politikus PDIP ini tak keberatan soal penambahan waktu debat tersebut.
Meski begitu, ia menyerahkan segala aturan itu kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Aria justu mengucapkan terima kasih kepada usulan dari koalisi Prabowo-Sandi.
Pasalnya, Jokowi sebagai capres dan petahana mampu memaparkan visi misi yang komprehensif dan integratif.
"Karena kalau Pak Jokowi menyampaikan di DPR saja itu 45 menit waktu nota keuangan itu kurang. Apalagi waktu itu pidato kenegaraan, butuh satu jam tujuh menit menyampaikan visi kenegaraan beliau. Dan memberikan satu hal yang sangat visioner ke depan. Jadi bagi saya tidak perlu khawatir jam yang diberikan untuk seorang calon," papar Aria Bima.
Dikabarkan sebelumnya, Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan ingin para pasangan calon membeberkan visi misinya selama satu jam penuh.
Dia tak ingin gaya model debat terburu buru dan paparannya tidak utuh yang selama ini dipertontonkan saat debat.
"Selama ini kan cuma dikasih berapa menit di televisi terus nanti pake istilah saya tuh debat pake spedometer. Jadi dibilang waktu tinggal dua detik. ini bukan soal cerdas cermat, ini soal urusan negara ini urusan 250 juta orang," kata Hinca di Jakarta, Kamis (13/9/2018).
"Ini urusan besar karena itu kami akan mengusulkan dan kami sepakat untuk minta diberi kesempatan calon kita bicara satu jam full tentang pikiran pikirannya," tambahnya.
Lebih lanjut, Hinca menyebut para paslon Pilpres bisa memaparkan jelas soal ekonomi, ketahanan energi, soal lapangan kerja, dan isu lainnya.