Laporan Puspen TNI, Kolonel Sus Taibur Rahman
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Taruna Akademi TNI selaku generasi penerus, wajib melaksanakan kunjungan ke Museum Sasmitaloka agar dapat mengetahui dan belajar tentang sejarah perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman. Demikian disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. dihadapan awak media usai melaksanakan ziarah ke Makam Panglima Besar (Pangsar) Jenderal Soedirman dan kunjungan ke Museum Sasmitaloka di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Kamis (20/9/2018).
Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan bahwa Bagi Taruna TNI sebelum melaksanakan kegiatan napak tilas rute perjuangan Jenderal Soedirman, mereka wajib mengunjungi museum Sasmitaloka agar dapat mengetahui perjuangan gerilya Panglima TKR selama 3 bulan, 28 haridi wilayah Yogyakarta dan sekitar. “Tak hanya mempelajari rute gerilya, di dalam museum juga terdapat berbagai koleksi-koleksi yang ada pada saat pemerintah belanda, sehingga dapat menambah pengetahuan bagi Taruna TNI,” kata Panglima TNI.
Dalam kunjungan ke Museum Sasmitaloka, Panglima TNI beserta rombongan mendapat penjelasan dari Kadisjarahad Brigjen TNI Djashar Djamil, S.E., M.M. yang menyampaikan sejarah singkat museum bahwa museum ini didirikan tahun 1890 yang awalnya digunakan sebagai rumah bendahara Kadipaten Jogjakarta, selanjutnya digunakan sebagai rumah dinas Kalapas Wirogunan, dan pada tahun 1945 s.d. 1948 dijadikan rumah dinas Panglima TKR, Panglima Besar Jenderal Soedirman.
“Pada tahun 1968 bangunan ini digunakan sebagai Museum Pusat TNI Angkatan Darat, kemudian pada tahun 1982 bangunan ini diresmikan sebagai Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Soedirman dengan statusnya okupasi dan status bangunan ini adalah bangunan Cagar budaya tingkat nasional,” tambah Kadisjarahad.
Ikut serta mendampingi Panglima TNI, antara lain Kasad Jenderal TNI Mulyono, Kasal Laksamana TNI Siwi Sukma Adji S.E., M.M. dan Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna, S.E, M.M., Ketua Umum Dharma Pertiwi Ibu Nanny Hadi Tjahjanto, Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana Ibu Sita Mulyono, Ketua Umum Jalasenastri Ibu Manik Siwi Sukma Adji dan Ketua Umum PIA Ardhya Garini Ibu Ayu Yuyu Sutisna. (*)