Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDIP yang juga anggota Pansus angket Century Maruarar Sirait mengatakan pihaknya tidak mau kasus Bailout Bank Century muncul kembali menjelang Pemilu Presiden 2019.
Oleh karena itu para inisitor Pansus angket Century termasuk dirinya berkumpul kembali untuk mendesak KPK menuntaskan kasus tersebut.
Baca: Pengacara Klaim Karen Agustiawan Tak Terima Keuntungan Korupsi Pertamina
"Di DPR ini ada pembentukan pansus angket dan tim pengawas. Nah kita tidak mau jelang Pilpres muncul lagi Century, kemarin 2014 muncul lagi," kata Maruarar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (25/9/2018).
Menurutnya jangan samapai kasus Bank Century menjadi komoditas politik dan digoreng untuk kepentingan Pemilu 2019. oleh karena itu salah satu caranya yakni dengan menuntaskan kasus tersebut sehingga tidak ada pihak yang tersandera.
"Ya udah tuntaskan saja. Yang salah katakan salah. Katanya hukum ini kan harus tajam keatas dan kebawah. Jangan sampai ada meninggalkan pertanyaan dan dipolitisasi. Setiap pilpres muncul kita engga mau seperti itu," katanya.
Maruarar mengatakan bahwa rencananya tim 9 Pansus Cenutry akan berdiskusi dengan KPK untuk membahas kelanjutan kasus tersebut. Pihaknya menurut Maruarar bersedia apabila diminta untuk sharing data mengenai Bailout kasus Century.
"Kita percaya dalam berbagai survei KPK bersama presiden dan TNI adalah institusi yang paling dipercaya rakyat indonesia. tentu kita berharap ada suatu progres jelas. ya katakan saja kalau memang sudah sampai di sini sini. kalau tuntas yan tuntas kalau belum ya belum. supaya kita juga menjadi jelas," katanya.
Maruara menegaskan bahwa dorongan kepada KPK untuk menuntaskan kasus Bailout century bukan bertujuan untuk mencemarkan nama baik partai tertentu.
Berkumpulnya tim 9 Pansus Century, murni untuk menuntaskan kasus tersebut sehingga tidak ada pihak yang tersandera.
"Yang pasti kami ada di sini berdiri di sini dengan kokoh, dengan data dan hasil audit investigasi yang kuat kami tidak punya tujuan untuk katakanlan mencemari nama dan partai manapun. Tidak ada, kita hanya memperjuangkan kebenaran. Jadi tidak ada unsur seperti itu sebagai motivasi kami, itu kami pastikan," pungkasnya.
Sebelumnya kasus Bailout Bank Century kembali mencuat setelah media asing Asia Sentinel menerbitkan pemberitaan. Media asal Hong Kong tersebut menuliskan adanya dugaan konspirasi kejahatan keuangan pada masa jabatan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Rabu (12/9/2018).
Asia Sentinel menyebutkan ada sebanyak USD 12 miliar atau sekira Rp 177 triliun yang dihasilkan dari pembayaran pajak, dicuri serta dicuci melalui bank-bank internasional.
Dalam menjalankannya, media itu menyebut jika SBY tidak berjalan sendiri, sekitar 30 pejabat pemerintah yang turut terlibat dalam kerja sama tersebut.
Asia sentinel memberitakan kabar itu dalam artikel berjudul 'Indonesia’s SBY Government: ‘Vast Criminal Conspiracy’' ditulis oleh John Berthelsen yang juga pendiri Asia Sentinel.