Artinya, ada dua lempengan yang berdekatan dan gerakannya horizontal satu sama lain.
Berbeda dengan sesar naik di mana ada salah satu yang bergerak vertikal
Sesar geser sebesar apapun magnitudonya biasanya tidak akan memicu tsunami besar, kecuali jika diikuti dengan longsoran yang cukup besar akibat getaran gempanya
4. Bagaimana Tsunami Terjadi?
Ahli tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Widjo Kongko, mengatakan, tsunami bisa terjadi karena dua hal.
Pertama, sesar Palu Koro sendiri sepertiganya berada di lautan.
Ketika gelombang gempa menjalar sepanjang sesar itu, maka bagian yang menjorok ke laut ikut bergetar dan memicu tsunami kecil.
Tsunami bisa lebih besar jika ada faktor kedua, yaitu longsoran bawah laut.
5. Berdampak pada Penurunan Tanah
Peneliti Badan Pengakjian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menjelaskan lewat pemodelan cepat yang dilakukannya Kamis (28/9/2018) bahwa gempa Donggala memicu penurunan tanah.
"Pantai di 5 kecamatan mengalamai penurunan tanah sementara 1 kecamatan mengalami kenaikan," katanya saat dihubungi Kompas.com
Empat kecamatan yang mengalami kenaikan hingga 1,5 meter adalah Towale, Sindue, Sirenja, dan Balaesang di Donggala serta kecamatan Palu Utara di Kota Palu.