TRIBUNNEWS.COM, DELISERDANG - Presiden Joko Widodo menyebut penyaluran dana desa yang dijalankan pemerintah Indonesia, ingin ditiru oleh beberapa negara dalam menggerakan perekonomian di daerah.
"Ada enam negara ingin belajar pada kita, bagaimana mengelola, manfaat dana desa ini untuk apa, bagaimaba bisa menggerakan ekonomi, jangan sampai mereka belajar sama kita, eh ternyata dana desa itu pemanfaatannya kurang," ujar Jokowi saat rapat koordinasi dengan pendamping dana desa di Deli Serdang, Senin (8/10/2018).
Namun, terkait negara mana saja yang ingin belajar ke Indonesia dalam hal penyaluran dana desa, Jokowi tidak menjelaskannya dan mendapatkan informasi dari Kemendes.
Baca: Dapat Chat Porno dari Driver Ojek Online, Penumpang Wanita Ini Syok dan Takut Keluar Rumah
Menurut Jokowi, pemerintah setiap tahunnya menaikkan anggaran dana desa, dimana pada 2015 hanya Rp 20 triliun, tahun ini sebesar Rp 60 triliun, dan direncanakan pada 2019 senilai Rp 74 triliun.
"Dana desa harus tetap sasaran, oleh sebab itu ada pendamping dana desa, saya meminta semuanya bagaimana dana desa ini bermanfaat untuk desa," ucap Jokowi.
Baca: Cerita Alissa Wahid Soal Pengemudi Betor Sebut Bisnis Ojol Milik Anak Jokowi, Begini Kata Gibran
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan, dalam menggunakan dana desa yang harus diperhatikan yaitu bermanfaat untuk desa itu sendiri, misalnya saat membangun jembatan maka kebutuhan materialnya dibeli di desa tersebut.
"Jangan beli di kota, apalagi Jakarta, nanti uangnya yang berputar di kota bukan di desa. Lalu pekerjanya cari yang menganggur atau yang tidak mampu, jadi dirasakan masyarakat desa," paparnya.
Dengan bergeraknya perekonomian di desa, maka angka kemiskinan di desa-desa menjadi turun sebesar 0,73 persen dari 13,47 persen pada Maret 2017 menjadi 13, 20 persen di Maret 2018.