"Saya terus support. Saya motivasi, teman-teman kamu yang lain saja ingin seperti kamu," kata Rindang.
Rindang menceritakan jika sampai saat ini, ia beserta rekan Alfi selama SMA masih belum menyangka jika gadis berpotongan pendek itu menjadi korban dalam kecelakaan pesawat.
Rindang menuturkan, pertama kali mendengar kabar kecelakaan pesawat Lion Air di grup WA sekolah.
Namun, saat itu dia dan anggota grup WA tidak mengira, bahwa Alfi alumni SMAN 1 Dolopo yang baru saja lulus 2017 lalu, berada di dalam pesawat Lion Air JT-610 yang mengalami kecelakaan.
"Awalnya dengar di grup WA sekolah. Kami semua nggak mengira, nggak ada kaitannya. Saya pikir nggak ada sangkut pautnya. Akhirnya, kok ada nama Alfi, lalau saya berusaha kontak. Nggak mungkin ini Alfi, saya coba terus telpon," katanya.
Rindang mengatakan, Alfi dikenal sebagai anak yang pintar dan berprestasi di sekolah. Bahkan, Alvi mendapat rangking di sekolahnya
"Memang anaknya pandai, dia berprestasi, di sekolah juga sangat aktif dan berprestasi. Waktu kelas X dapat dua besar. Dia masternya di debat Bahasa Inggris, tingkat Kabupaten Madiun," ujar Rindang.
Sementara itu, orangtua korban enggan dimintai keterangan oleh wartawan yang sudah mendatangi rumah Alfi sejak siang.
Bahkan, pihak keluarga meminta kepada wartawan agar tidak perlu meliput sebelum ada kabar yang jelas mengenai kondisi Alfi.
Alfiani di Mata Tetangga Dekat
Alfiani Hidayatul Solikha atau yang akrab disapa Alfi merupakan anak tunggal pasangan dari Sukartini dan Slamet.
Ibunya adalah mantan TKW di Saudi Arabia, sedangkan ayahnya sehari-hari bekerja sebagai petani.
"Ibunya mantan TKW di Saudi Arabia, baru anak satu. Ayahnya petani," kata Ketua RW 14/RT 07, Suwito saat ditemui di tumah korban.
Tetangga korban yang enggan disebutkan namanya, mengatakan Alfi baru saja lulus dari sekolah pramugari.
Di mata tetangganya, Alfi dikenal sebagai anak yang ramah dan baik.
"Anaknya anteng (pendiam), baik dengan tetangga. Cantik anaknya," kata seorang tetangga korban saat ditemui di rumah korban.