TRIBUNNEWS.COM - Satu lagi korban terdeteksi oleh pihak keluarga menjadi penumpang di pesawat Lion Air JT610 jurusan Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018) pagi tadi.
Mereka adalah Xherdan Fachridzi dan Wahyu Alldila yang bekerja di PT Pelindo II Cabang Pangkalbalam, penumpang ayah dan anak di pesawat Lion Air.
Dari daftar manifes penumpang yang dirilis oleh Corporate Communication Lion Air, pesawat mengangkut 178 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak dan dua penumpang bayi termasuk dalam penerbangan ini ada tiga pramugari sedang pelatihan dan satu teknisi.
Nama Xherdan Fachridzi dan Wahyu Alldila tertera di dalam manifes penumpang yang dirilis pihak Lion Air tepatnya pada nomor 5 dan nomor 46.
Menurut penuturan salah satu kerabat korban, Xherdan Fachridzi dan ayahnya Wahyu Alldila berangkat dari Pangkal Pinang ke Jakarta untuk tujuan menonton pertandingan bola.
Mereka ingin menyaksikan pertandingan perempat final Piala Asia U-19 antara Timnas U 19 Indonesia VS Jepang yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Minggu malam, 28 Oktober 2018.
"Mereka ke Jakarta nonton Indonesia VS Jepang kemarin," ujar Dipa salah seorang kerabat korban, dikutip dari Grid.ID dalam artikel berjudul 'Nasib Malang Xherdan Fachridzi dan Ayahnya Jadi Korban Lion Air JT610 Sepulang Nonton Bola di Jakarta'.
Dipa mengaku sempat kaget saat mengetahui jatuhnya pesawat Lion Air tersebut.
Pasalnya Wahyu Alldila dan anaknya Xherdan Fachridzi yang baru berusia 2 tahun adalah penumpang pesawat tersebut.
"Ketika saya membaca berita jatuhnya pesawat Jakarta-Pangkal Pinang, saya merinding. Karena itu rute yang saya beberapa kali naiki,"
"Kampung halaman almarhumah ibu saya ada di Bangka. saya punya banyak sekali keluarga di sana," ujar Dipa.
"Dalam berita tersebut, ada dua bayi diantara 188 penumpang. Saya kaget bukan main ketika mendapat kabar salah satu bayi (balita) yang disebutkan itu adalah keponakan saya. Suami sepupu saya dan anaknya yang masih balita berada dalam pesawat itu," lanjutnya.
Saat ini pihak keluarga sudah mendatangi Crisis Center yang terdapat di Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, Bangka Belitung, untuk mengetahui perlembangan pencarian korban yang terus dilakukan tim SAR.
"Udah ada perwakilan keluarga di Bandara, semoga semua baik-baik saja," pungkasnya.