Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 20 psikolog disiapkan RS Polri guna mendampingi keluarga korban pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Kepala RS Polri Kombes Pol Musyafak mengatakan 20 psikolog yang akan dampingi keluarga korban pesawat Lion Air itu terdiri dari gabungan personel psikolog Mabes Polri, RS Polri, Polda Metro Jaya, dan TNI Angkatan Udara.
Baca: Mendagri Tjahjo Kumolo Sambangi Posko Keluarga Korban Lion Air di RS Polri
"Untuk pelaksanaan pendampingan psikologis ada 20 psikolog yang membantu. Dari Biro Psokologi Mabes Polri, Psikologi Polda Metro Jaya, Psikologi RS Polri, dan tambahan bantuan dari TNI AU," ujar Musyafak, di Ruang Sentra Visum dan Medikolegal RS Polri, Jakarta Timur, Kamis (1/11/2018).
Pendampingan ini disebut Musyafak diberikan tak hanya kepada keluarga korban, namun juga kepada petugas Lion Air.
Ia menegaskan pihaknya menerima siapapun untuk mengungkapkan masalahnya, terutama yang belum bisa menerima keadaan dari insiden jatuhnya pesawat dengan rute penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang.
Adapun hingga saat ini, total keluarga yang menerima pendampingan berjumlah 53 keluarga.
Baca: RS Polri Kramat Jati Tidak Temukan Luka Bakar dari Jenazah Korban Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610
"Jadi kami hadir untuk siapapun dengan kondisi apapun, baik itu mungkin datang untuk mengungkapkan masalahnya, curhatnya akan kami terima dan dampingi," kata dia.
"Begitu pula yang belum bisa menerima, jadi masih ada rasa sedih, kecewa, belum bisa menerima informasi, belum bisa menerima keadaan dan lain sebagainya juga akan kita kita dampingi," pungkasnya.