Sangat kecewa Jaenuddin juga mengaku sangat kecewa karena tidak ada pemberitahuan lebih dahulu mengenai eksekusi terhadap Tuti. "Sangat kecewa kepada Pemerintah Arab Saudi, mereka baru memberitahu setelah Tuti dieksekusi," ujar Jaenudin.
"Keluarga sangat kecewa, seharusnya sebelum dieksekusi ada pemberitahuan ke keluarga," tuturnya.
Menurut Jaenudin, sebelum dieksekusi, dia sering melihat langsung almarhumah Tuti menghubungi keluarganya melalui sambungan telepon. "Ya kadang ikut ngobrol juga, sekadar tanya kabar dan kasih semangat," kata Jaenudin.
Dia mengatakan, Tuti biasanya menelepon keluarga setiap satu bulan sekali. Tuti menelepon menggunakan ponsel petugas Konsulat Jenderal RI (KJRI) Thaif yang menjenguknya.
Selain telepon, menurut dia, sesekali Tuti juga menghubungi keluarganya melalui video call.
"Komunikasi itu rutin. Petugas KJRI menjenguk Tuti minimal satu kali setiap bulannya," ujar Jaenudin.
Menurut Jaenudin pula, kabar eksekusi juga tidak disampaikan Kerajaan Arab Saudi kepada pemerintah Indonesia. Pemberitahuan itu baru disampaikan ke Kemenlu RI setelah proses eksekusi terhadap Tuti dilaksanakan.
Jaenudin mengatakan, pihak keluarga baru mendapat kabar dari petugas Kemenlu RI bahwa Tuti telah dieksekusi mati pada Selasa (30/10/2018) dinihari sekitar pukul 01.00 WIB.
"Dari Kemenlu menelepon ke keluarga, jenazahnya juga sudah diurus dan dikuburkan di Arab Saudi," ujar Jaenudin.